MAKALAH
PENGARUH
MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Disusun
untuk memenuhi Tugas mata Kuliah
Psikologi
Pendidikan
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Motivasi merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar seseorang. Orang
yang memiliki motivasi kecenderungan untuk mencurahkan segala kemampuannya
untuk menghasilkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa belajar
lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat. Akan
tetapi, kuat dan lemahnya motivasi seseorang berbeda, hal itu dipengaruhi oleh
faktor cita-cita atau aspirasi, kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi
lingkungan sekolah, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam
membelajarkan siswa.
Dalam motivasi belajar terkandung
adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan siswa mendapat motivasi
belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan dalam belajar,
disamping itu keadaan siswa yang baik dalam belajar akan menyebabkan siswa
tersebut semangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik,
kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar
(mudjiono, 2002:98).
Menurut Biggs dan Tefler dalam
Dimyanti dan Mudjiono (1994) motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah,
lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan,
sehingga mutu hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar
pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa
mempunyai motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang diraihnya
dapat optimal. Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa-siswi dalam setiap
kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran tertentu(Nashar,2004:11). Siswa-siswi tersebut akan
memahami apa yang dipelajari dan dikuasai serta tersimpan dalam jangka waktu
yang lama. Siswa menghargai apa yang telah dipelajari sehingga merasakan
kegunaannya di dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Siswa
yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil
belajar yang lebih tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya semakin
intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar
yang diperolehnya. Siswa melakukan usaha atau upaya untuk meningkatkan
keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan
sebagaimana yang diharapkan. Disamping itu motivasi juga menopang upaya-upaya
dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini dijadikan siswa
gigih dalam belajar. Apabila motif atau motivasi belajar muncul setiap kali
belajar, besar kemungkinan hasil belajarnya meningkat(Nashar:2004:5). Banyak bakat
siswa tidak berkembang karena tidak memiliki motif yang sesuai dengan bakatnya
itu apabila siswa itu memperoleh motif sesuai bakat yang dimilikinya itu, maka
lepaslah tenaga yang luar biasa sehingga tercapai hasil-hasil belajar yang
semula tidak terduga.
BAB III
PEMBAHASAN
Motivasi Belajar dan Hasil
Belajar
1. Motivasi
Belajar
Motivasi belajar memegang peran
yang sangat pentig dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi menurut
Woldkowsky (dalam Prasetya dkk, 1995) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan
atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang member arah dan ketahanan pada
tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan
yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
Biggs and Telfer (dalam Dimyati
dkk, 1994) menyatakan bahwa pada dasarnya siswa memiliki bermacam-macam
motivasi dalam belajar. Macam-macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi 4
golongan, yaitu : 1) motivasi instrumental, 2) motivasi social, 3) motivasi
berprestasi, dan 4) motivasi intrinsic. Motivasi instrumental berarti bahwa
siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman.
Motivasi social berarti bahwa siswa belajar untuk meraih prestasi atau
keberhasilan yang telah ditetapkannya. Motivasi instrinsik berarti bahwa siswa
belajar karena keinginannya sendiri.
Motivasi yang tinggi dapat
menggiatkan aktivitas belajar siswa. Motivasi tinggi dapat ditemukan dalam
sifat perilaku siswa antara lain :
a. Adanya
kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi.
b. Adanya
perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar.
c. Adanya
upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki
motivasi belajar tinggi.
Dari berbagai teori motivasi yang
berkembang, Keller (dalam Prasetya, 1997) menyusun seperangkat prinsip-prinsip
motivasi yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut
sebagai model ARCS. Dalam model tersebut ada 4 kategori kondisi motivasional
yang harus diperhatikan guru agar proses pembelajaran yang dilakukannya
menarik, bermakna, dn member tantangan pada siswa. Keempat kondisi tersebut
adalah :
1. Attention
(perhatian)
Perhatian siswa muncul didorong
rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan
sehingga siswa selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang
diberikan. Agar siswa berminat dan memperhatikan materi pelajaran yang
disampaikan guru dapat menyampaikan materi dan metode secara bervariasi,
senantiasa mendorong keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan
banyak menggunakan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk memperjelas
konsep.
2. Relevance
(relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya
hubungannya antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
Motivasi siswa akan terpelihara apabila siswa menganggap apa yang dipelajari
memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang
dipegang.
3. Confidence
(kepercayaan diri)
Merasa diri kompeten atau mampu
merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
Bandura (1997) mengembangkan konsep tersebut engan mengajukan konsep self
efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya
memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat
keberhasilan. Self efficacy tinggi akan semakin mendorong dan memotivasi siswa
untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi belajar maksimal. Agar keperayaan
diri siswa menigkat guru perlu memperbanyak pengalaman berhasil siswa misalnya
dengan menyusun aktivitas pembelajaran sehingga mudah dipahami, menyusun
kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, meningkatkan
harapan untuk berhasil dengan menyatakan untuk berhasil, dan memberikan umpan
balik yang konstruktif selama proses pembelajaran.
4. Satisfication
(kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai tujuan
akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan semkin termotivasi untuk mencapai
tujuan yang serupa. Kepuasan dalam pencapaian tujuan dipengaruhi oleh
konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri
siswa. Untuk meningkatkan dn memelihara motivasi siswa, guru dapat memberi
penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan dan sebagainya.
Dalam kerangka berpikir pendidikan
formal, motivasi belajar menjadi salah satu faktor penyebab keberhasilan suatu
program pendidikan. Dengan tindakan tentang persiapan mengajar, pelaksanaan
belajar mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya,
dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin
meningkat pada saat tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi
kejiwaan yang mengalami perkembangan, siswa yang bermotivasi tinggi dalam
belajar yang tinggi pula. Mengingat pentingnya motivasi terhadap peningkatan
belajar siswa maka guru hendaknya membangkitkan motivasi belajar siswa karena
tanpa motivasi belajar, hasil belajar yang dicapai akan minimum sekali.
Motivasi belajar pada siswa akan menjadi lemah, lemah atau tidaknya motivasi
belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi
lemah.
Pengaruh motivasi belajar terhadap
hasil belajar. Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi
menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar. Kebanyakan siswa
yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gagah, tidak mau menyerah,
serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan masalah
yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah, tampak acuh
tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran yang
akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar. Motivasi menggerakan
individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling
berguna bagi kehidupan individu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan
mengapa individu berbuat sesuatu karaena motivasi individu tidak dapat diamati
secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi
itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi
mendekati kebenaran apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan.
5. Hasil
Belajar
Pentingnya hasil belajar dapat
dilihat dari dua sisi yakni bagi guru maupun bagi siswa dalam melakukan
pengelolaan pendidikan pada umumnya dan khususnya mengenai tujuan dari
pendidikan. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (1994:11) hasil belajar
dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu informasi verbal,
keterampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap.
Didalam informasi verbal, siswa dituntut mampu mengungkapkan pendapatnya baik
di depan guru maupun teman-teman yang lain. Mampu memberikan pengetahuan, ide
atau gagasan kepada orang lain dapat bermanfaat bagi orang lain. Selain
mengungkapkan pendapat juga harus mampu menerima dan mencerna semua
informasi-informasi dari guru sehingga pengetahuan yang dimilikinya dapat
bertambah dan berkembang ke arah positif.
Adakalanya seorang guru sambil
menunggu siswanya dalam berpikir tentang jawaban dari pertanyaannya, guru mata
pelajaran memberikan gambaran-gambaran dahulu tentang jawaban dari pertanyaan
yang diberikan kepada siswa, hal itu dilakukan guru guna memperlancar cara
berpikir siswanya agar masuk sasaran jawaban yang dikehendaki. Disamping informasi
verbal, siswa juga dituntut untuk mampu memunculkan ide-ide setiap menghadapi
suatu masalah,dalam hal ini masuk dalam kategori keterampilan intelek, didalam
menghadapi suatu permasalahan tersebut, siswa-siswa harus mampu memunculkan ide
juga harus disertai dengan cara berpikir yang jernih.
Keterampilan kognitif di samping
berasal dari diri siswa yang selalu rajin dan tekun juga dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya tingkat IQ siswa. Keterampilan kognitif siswa juga masih ada
hubungannya dengan keterampailan motorik, dalam keterampilan motorik berkaitan
dengan kecepatan cara berpikir dalam menghadapi setiap pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Sikap merupakan indikator yang tak kalah
pentingnya dalam penilaian hasil belajar, sikap yang baik mencerminkan hasil
belajar yang baik pula, karena di dalam proses belajar-mengajar yang berhasil
akan mempengaruhi perubahan sikap belajar siswa.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Motivasi
belajar yang terdiri dari cita-cita/aspirasi, kemampuan siswa,
kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa sedangkan hasil belajar
siswa meliputi informasi verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif,
keterampilan motorik dan sikap.
2. Dalam
motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini
diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang
menjadi tujuan dalam belajar, disamping itu keadaan siswa yang baik dalam
belajar akan menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu
menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak
mempunyai gairah dalam belajar
B. Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut:
Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut:
1. Siswa
hendaknya meningkatkan kesadaran dan usahanya dalam rangka memperoleh informasi
non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya,
seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku
referensi.
2. Diharapkan
siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan
pendapatnya dimuka umum.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad.1998.Penelitian
Kependidikan Prosedur Dan Strategi.Bandung:Angkasa.
Dimyati dan Mudjiono,1994.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.
Hamalik, Oemar.2003.Prosedur Belajar Mengajar.Jakarta Bumi Aksara.
Nashar.Drs.2004.Peranan.Motivasi
Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran.Jakarta:DeliaPress.
Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
Sugiyono.2001.Statistik Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.
Sudjana.2002.Metode Statistik.Bandung:Tarsito.
Sudjana,Nana.1996.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru.
oleh : Dwi Heni Untari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar