TINGGALKAN KOMENTAR DAN ARGUMEN ANDA,TERIMA KASIH

Sabtu, 07 Desember 2013

KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR



KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR

A.      Pendahuluan
Keberagaman peserta didik dalam belajar terbagi dalam 7(tujuh) jenis, diantaranya meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematik, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal , kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal (Gardner, 1983). Berbicara kemampuan yang dimiliki seseorang tak dapat dilepaskan dari kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Di mana seseorang disebut sukses, apabila hidup dengan harta berlimpah , memiliki fasilitas lengkap untuk melakukan aktivitas apa saja yang disukai. Namun ukuran sukses bagi seorang siswa adalah bila nilai mata pelajaran yang diujikan secara nasionalnya berada diatas kriteria . Memang ukuran idealnya sukses bukan hanya diukur dengan nilai mata pelajaran yang diujikan secara nasional saja, akan tetapi juga karena kemampuan mengelola emosi dan mental spiritualnya.Tak dapat disangkal kecerdasan intelektual dapat menentukan kelulusan seorang siswa, tetapi bila tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kegagalan, tetap saja berbahaya bagi kelangsungan hidupnya di masa depan. Belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian penting, tetapi yang jauh lebih penting adalah persiapan mental spiritualnya. Belajar dan berdoa.
Sebagai pendidik yang kebetulan bukan termasuk penyaji materi pelajaran yang di ujikan secara nasional, penting kiranya mengetahui bakat siswa yang memiliki kelemahan dalam salah satu pelajaran yang diujikan secara nasional, akan tetapi istimewa untuk salah satu pelajaran non nas. Letak pentingnya adalah, perhatian guru terhadap siswa sangat mempengaruhi motivasi pribadi siswa. Terutama bila siswa merasa respek dengan guru tadi. Mengingat dalam keseharian siswa perlu tokoh yang dijadikan pola anutan untuk mempersiapkan masa depannya. Siswa perlu mengetahui, bahwa dirinya sangatlah berarti di mata Sang Pencipta. Menyadarkan siswa akan potensi dirinya, diperlukan kearifan pendidik. Pendidik ataupun orangtua sebagai pendidik pertama dan utama, perlu melakukan upaya yang dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Bakat yang dimiliki anak perlu kita cermati dengan jeli dan penuh perhatian. Siswa sebagai pribadi yang unik, dengan bakat dan minat tentu berbeda satu dengan yang lain.
Upaya positif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa adalah hal yang mutlak.Meskipun terkadang potensi siswa yang kita kembangkan tidak selalu berupa mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Tentunya, hal ini sudah disadari oleh para pakar pendidikan.
Solusi dalam menyampaikan pembelajaran untuk mengatasi keberagaman siswa dalam belajar.
1.    Merancang Pembelajaran yang Memperhatikan Keberagaman Peserta Didik
Keberagaman adalah untuk melayani kebutuhan belajar peserta didik tertentu atau  kelompok kecil peserta didik, dari pola pembelajaran yang lebih khusus untuk seluruh kelas agar peserta didik menyukainya. Beberapa prinsip mendasar yang mendukung keberagaman.
a.         Kelas dengan kondisi peserta didik yang beragam. 
Guru dan peserta didik memahami materi, cara mengelompokkan peserta didik, cara mengases pembelajaran dan elemen kelas lainnya merupakan alat yang bisa digunakan dalam berbagai cara untuk menunjukkan keberhasilan individu dan seluruh kelas.
b.         Keberagaman datang dari hasil penilaian yang efektif dan terus menerus dari kebutuhan belajar peserta didik. 
Dalam kelas yang bervariasi, perbedaan peserta didik diharapkan dapat dihargai dan didokumentasikan sebagai dasar untuk merencanakan pembelajaran. Prinsip ini mengingatkan kita akan hubungan dekat antara penilaian dan tugas. Kita bisa mengajar lebih efektif jika kita tahu kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam kelas yang bervariasi, seorang guru melihat semua hal yang dikatakan peserta didik atau menciptakan informasi yang berguna untuk dipahami peserta didik.
c.         Semua peserta didik mempunyai pekerjaan yang sesuai. 
Dalam kelas yang bervariasi, tujuan guru adalah agar setiap peserta didik merasa tertantang terus, sehingga pekerjaannya menarik atau menyenangkan.
d.        Guru dan peserta didik dapat bekerja sama dalam pembelajaran.
Guru mengakses kebutuhan belajar, memfasilitasi pembelajaran dan merencanakan kurikulum yang efektif. Dalam kelas diferensiasi, guru mempelajari peserta didiknya dan terus melibatkan mereka untuk membuat keputusan tentang kelas. Hasilnya peserta didik menjadi pembelajar yang lebih mandiri.
2.    Apa yang Bisa Didiferensiasikan?
a.       Isi.
Isi terdiri dari fakta, konsep, generalisasi atau prinsip-prinsip, sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan subjek dan topik yang dipelajari. Isi termasuk apa yang direncanakan guru untuk dipelajari peserta didik serta bagaimana peserta didik sebenarnya belajar pengetahuan, pemahaman, ketrampilan yang diharapkan. 
b.      Pemenuhan Kebutuhan yang Beragam.
Dalam suatu kelas diferensiasi yang baik, fakta penting, materi harus dipahamani dan keterampilan tetap konstan untuk semua peserta didik. Apa yang biasanya berubah dalam kelas yang beragam adalah bagaimana peserta didik mendapatkan akses materi pelajaran yang dipelajari. Beberapa cara guru bisa  mendiferensiasi akses terhadap isi termasuk dalam hal :
- Menggunakan objek dengan beberapa peserta didik untuk membantu temannya memahami konsep matematika atau IPA;
-  Menggunakan teks lebih dari satu sebagai bahan bacaan;
- Menggunakan variasi pengaturan mitra membaca untuk  mendukung dan memberikan tantangan kepada peserta didik yang bekerja dengan materi teks;
- Mengulang kembali pembelajaran untuk peserta didik  yang membutuhkan dengan cara lain; dan
- Menggunakan teks, tape recorder, poster dan video sebagai cara untuk menyampaikan konsep utama kepada berbagai peserta didik.
- Aktivitas. Suatu kegiatan yang efektif meliputi kemampuan menggunakan keterampilan untuk memahami ide utama dan mempunyai tujuan pembelajaran.
-  Hasil/produk. Guru dapat membedakan hasil belajar yang dicapai peserta didik. Berbagai hasil belajar tersebut dapat digunakan peserta didik untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari dan dipahami. Misalnya, sebuah produk bisa berupa portofolio karya peserta didik, penampilan solusi dari suatu soal/masalah, laporan akhir, soal-soal eksplorasi.
3.    Hasil Belajar
Hasil belajar yang baik membuat peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dipelajari, menerapkan apa yang dapat dilakukan, dan memperluas pemahaman dan ketrampilan. Di antara cara untuk membedakan hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Melibatkan peserta didik untuk mendisain produk sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Mendorong peserta didik untuk mengekspresikan apa yang telah mereka pelajari dengan cara yang berbeda.
c. Memberikan pekerjaan yang bervariasi secara teratur (misalnya, bekerja sendiri atau sebagai bagian dari kelompok untuk melengkapi pekerjaannya).
d. Menyediakan atau mendorong penggunaan berbagai jenis sumber dalam menyiapkan hasil belajar.
e. Menggunakan berbagai metode penilaian.
4.    Pengelolaan Perilaku di Kelas Inklusif
Peserta didik mungkin berperilaku tidak sesuai jika mereka tidak diperhatikan atau dilayani. Mereka memerlukan perhatian yang khusus, jika mereka tidak mendapatkan cukup perhatian di rumah. Terlebih lagi, kita (sebagai orang dewasa/teman sebaya) bisa menolak perilaku tertentu namun tidak harus berarti menolak peserta didik tersebut. Beberapa cara mengatasi perilaku tak pantas:
a. Kelas memerlukan peraturan tegas yang dibuat bersama antara guru dan peserta didik: Menghargai Satu Sama Lain.
b. Buatlah kurikulum yang menarik dengan materi yang bermakna untuk peserta didik, maka peserta didik akan merasa senang terlibat dalam belajar.
c. Kita perlu mempunyai keterampilan observasi dan mendokumentasi yang baik untuk menemukan apa penyebab masalah prilaku. d. Yang paling penting, kita perlu menciptakan suatu lingkungan agar peserta didik aktif dan termotivasi. Pembelajaran yang baik untuk semua peserta didik, berarti guru bukanlah selalu yang mengontrol, tapi merupakan satu tim pemecahan masalah termasuk peserta didik, orangtua, dan guru lain.
5.    Pendekatan Pemecahan Masalah
Suatu pendekatan pemecahan masalah melibatkan tim yang terdiri dari peserta didik, orangtua atau pengasuh, guru dan tim dari luar yang bertanya tentang lingkungan fisik kelas, interaksi sosial, lingkungan pengajaran, serta kondisi non-formal. Seperti yang kita lihat pada perangkat sebelumnya yang membahas tekanan, bukan hanya perilakunya yang menarik bagi kita, tapi penyebab perilaku ini. Kita mengetahui kebutuhan peserta didik dan apa yang mereka coba komunikasikan.
DAFTAR PERPUSTAKAAN Jasmine Julia M.A. (2007). Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk: implementasi multiple intelligences, Bandung : Nuansa. Murdoko, E. Widijo Hari S.Psi.(2008). Memaksimalkan Potensi Anak ( Katahui dan Arahkan Bakat Anak Anda) , Yogyakarta : Pelangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar