KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK DALAM
BELAJAR
A. Pendahuluan
Keberagaman
peserta didik dalam belajar terbagi dalam 7(tujuh) jenis, diantaranya meliputi
kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematik, kecerdasan spasial,
kecerdasan musikal , kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal dan
kecerdasan intrapersonal (Gardner, 1983). Berbicara kemampuan yang dimiliki
seseorang tak dapat dilepaskan dari kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat.
Di mana seseorang disebut sukses, apabila hidup dengan harta berlimpah ,
memiliki fasilitas lengkap untuk melakukan aktivitas apa saja yang disukai.
Namun ukuran sukses bagi seorang siswa adalah bila nilai mata pelajaran yang
diujikan secara nasionalnya berada diatas kriteria . Memang ukuran idealnya sukses
bukan hanya diukur dengan nilai mata pelajaran yang diujikan secara nasional
saja, akan tetapi juga karena kemampuan mengelola emosi dan mental
spiritualnya.Tak dapat disangkal kecerdasan intelektual dapat menentukan
kelulusan seorang siswa, tetapi bila tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi
kegagalan, tetap saja berbahaya bagi kelangsungan hidupnya di masa depan.
Belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian penting, tetapi yang jauh
lebih penting adalah persiapan mental spiritualnya. Belajar dan berdoa.
Sebagai
pendidik yang kebetulan bukan termasuk penyaji materi pelajaran yang di ujikan
secara nasional, penting kiranya mengetahui bakat siswa yang memiliki kelemahan
dalam salah satu pelajaran yang diujikan secara nasional, akan tetapi istimewa
untuk salah satu pelajaran non nas. Letak pentingnya adalah, perhatian guru
terhadap siswa sangat mempengaruhi motivasi pribadi siswa. Terutama bila siswa
merasa respek dengan guru tadi. Mengingat dalam keseharian siswa perlu tokoh
yang dijadikan pola anutan untuk mempersiapkan masa depannya. Siswa perlu
mengetahui, bahwa dirinya sangatlah berarti di mata Sang Pencipta. Menyadarkan
siswa akan potensi dirinya, diperlukan kearifan pendidik. Pendidik ataupun
orangtua sebagai pendidik pertama dan utama, perlu melakukan upaya yang dapat
mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Bakat yang dimiliki anak perlu
kita cermati dengan jeli dan penuh perhatian. Siswa sebagai pribadi yang unik,
dengan bakat dan minat tentu berbeda satu dengan yang lain.
Upaya
positif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa adalah hal yang
mutlak.Meskipun terkadang potensi siswa yang kita kembangkan tidak selalu
berupa mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Tentunya, hal ini sudah
disadari oleh para pakar pendidikan.
Solusi
dalam menyampaikan pembelajaran untuk mengatasi keberagaman siswa dalam
belajar.
1. Merancang Pembelajaran yang Memperhatikan
Keberagaman Peserta Didik
Keberagaman adalah untuk melayani kebutuhan
belajar peserta didik tertentu atau kelompok kecil peserta didik, dari pola pembelajaran yang lebih khusus
untuk seluruh kelas agar peserta didik menyukainya. Beberapa prinsip mendasar
yang mendukung keberagaman.
a.
Kelas
dengan kondisi peserta didik yang beragam.
Guru dan peserta didik memahami materi, cara
mengelompokkan peserta didik, cara mengases pembelajaran dan elemen kelas
lainnya merupakan alat yang bisa digunakan dalam berbagai cara untuk
menunjukkan keberhasilan individu dan seluruh kelas.
b.
Keberagaman
datang dari hasil penilaian yang efektif dan terus menerus dari kebutuhan
belajar peserta didik.
Dalam kelas yang bervariasi, perbedaan peserta
didik diharapkan dapat dihargai dan didokumentasikan sebagai dasar untuk
merencanakan pembelajaran. Prinsip ini mengingatkan kita akan hubungan dekat
antara penilaian dan tugas. Kita bisa mengajar lebih efektif jika kita tahu
kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam kelas yang bervariasi, seorang guru
melihat semua hal yang dikatakan peserta didik atau menciptakan informasi yang
berguna untuk dipahami peserta didik.
c.
Semua
peserta didik mempunyai pekerjaan yang sesuai.
Dalam kelas yang bervariasi, tujuan guru
adalah agar setiap peserta didik merasa tertantang terus, sehingga pekerjaannya
menarik atau menyenangkan.
d.
Guru dan
peserta didik dapat bekerja sama dalam pembelajaran.
Guru mengakses kebutuhan belajar,
memfasilitasi pembelajaran dan merencanakan kurikulum yang efektif. Dalam kelas
diferensiasi, guru mempelajari peserta didiknya dan terus melibatkan mereka
untuk membuat keputusan tentang kelas. Hasilnya peserta didik menjadi
pembelajar yang lebih mandiri.
2. Apa yang Bisa Didiferensiasikan?
a. Isi.
Isi
terdiri dari fakta, konsep, generalisasi atau prinsip-prinsip, sikap dan
keterampilan yang berkaitan dengan subjek dan topik yang dipelajari. Isi
termasuk apa yang direncanakan guru untuk dipelajari peserta didik serta
bagaimana peserta didik sebenarnya belajar pengetahuan, pemahaman, ketrampilan
yang diharapkan.
b. Pemenuhan Kebutuhan yang Beragam.
Dalam
suatu kelas diferensiasi yang baik, fakta penting, materi harus dipahamani dan
keterampilan tetap konstan untuk semua peserta didik. Apa yang biasanya berubah
dalam kelas yang beragam adalah bagaimana peserta didik mendapatkan akses
materi pelajaran yang dipelajari. Beberapa cara guru bisa mendiferensiasi akses terhadap isi termasuk
dalam hal :
- Menggunakan objek dengan beberapa peserta
didik untuk membantu temannya memahami konsep matematika atau IPA;
- Menggunakan
teks lebih dari satu sebagai bahan bacaan;
- Menggunakan variasi pengaturan mitra membaca
untuk mendukung dan memberikan tantangan
kepada peserta didik yang bekerja dengan materi teks;
- Mengulang kembali pembelajaran untuk peserta
didik yang membutuhkan dengan cara lain;
dan
- Menggunakan teks, tape recorder, poster dan
video sebagai cara untuk menyampaikan konsep utama kepada berbagai peserta
didik.
- Aktivitas. Suatu kegiatan yang efektif
meliputi kemampuan menggunakan keterampilan untuk memahami ide utama dan
mempunyai tujuan pembelajaran.
- Hasil/produk.
Guru dapat membedakan hasil belajar yang dicapai peserta didik. Berbagai hasil
belajar tersebut dapat digunakan peserta didik untuk menunjukkan apa yang telah
dipelajari dan dipahami. Misalnya, sebuah produk bisa berupa portofolio karya
peserta didik, penampilan solusi dari suatu soal/masalah, laporan akhir,
soal-soal eksplorasi.
3. Hasil
Belajar
Hasil
belajar yang baik membuat peserta didik memikirkan kembali apa yang telah
dipelajari, menerapkan apa yang dapat dilakukan, dan memperluas pemahaman dan
ketrampilan. Di antara cara untuk membedakan hasil belajar adalah sebagai
berikut:
a. Melibatkan peserta didik untuk mendisain
produk sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Mendorong peserta didik untuk
mengekspresikan apa yang telah mereka pelajari dengan cara yang berbeda.
c. Memberikan pekerjaan yang bervariasi secara
teratur (misalnya, bekerja sendiri atau sebagai bagian dari kelompok untuk
melengkapi pekerjaannya).
d. Menyediakan atau mendorong penggunaan
berbagai jenis sumber dalam menyiapkan hasil belajar.
e. Menggunakan berbagai metode penilaian.
4. Pengelolaan Perilaku di Kelas Inklusif
Peserta didik mungkin berperilaku tidak sesuai
jika mereka tidak diperhatikan atau dilayani. Mereka memerlukan perhatian yang
khusus, jika mereka tidak mendapatkan cukup perhatian di rumah. Terlebih lagi,
kita (sebagai orang dewasa/teman sebaya) bisa menolak perilaku tertentu namun
tidak harus berarti menolak peserta didik tersebut. Beberapa cara mengatasi
perilaku tak pantas:
a. Kelas memerlukan peraturan tegas yang
dibuat bersama antara guru dan peserta didik: Menghargai Satu Sama Lain.
b. Buatlah kurikulum yang menarik dengan
materi yang bermakna untuk peserta didik, maka peserta didik akan merasa senang
terlibat dalam belajar.
c. Kita perlu mempunyai keterampilan observasi
dan mendokumentasi yang baik untuk menemukan apa penyebab masalah prilaku. d.
Yang paling penting, kita perlu menciptakan suatu lingkungan agar peserta didik
aktif dan termotivasi. Pembelajaran yang baik untuk semua peserta didik,
berarti guru bukanlah selalu yang mengontrol, tapi merupakan satu tim pemecahan
masalah termasuk peserta didik, orangtua, dan guru lain.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Suatu pendekatan pemecahan masalah melibatkan
tim yang terdiri dari peserta didik, orangtua atau pengasuh, guru dan tim dari
luar yang bertanya tentang lingkungan fisik kelas, interaksi sosial, lingkungan
pengajaran, serta kondisi non-formal. Seperti yang kita lihat pada perangkat
sebelumnya yang membahas tekanan, bukan hanya perilakunya yang menarik bagi
kita, tapi penyebab perilaku ini. Kita mengetahui kebutuhan peserta didik dan
apa yang mereka coba komunikasikan.
DAFTAR PERPUSTAKAAN Jasmine Julia M.A. (2007). Mengajar
Dengan Metode Kecerdasan Majemuk: implementasi multiple intelligences, Bandung
: Nuansa. Murdoko, E. Widijo Hari S.Psi.(2008). Memaksimalkan Potensi Anak (
Katahui dan Arahkan Bakat Anak Anda) , Yogyakarta : Pelangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar