TINGGALKAN KOMENTAR DAN ARGUMEN ANDA,TERIMA KASIH

Sabtu, 07 Desember 2013

Peran Pendidikan Dalam Kebudayaan



1.      Peran Pendidikan Dalam Kebudayaan

Ruth Benedict menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologis untuk tingkah laku yang bisa dipelajari. Dengan demikian tingkah laku manusia bukanlah diturunkan seperti tingkah laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi. Di sini kita lihat betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian manusia. Para ahli psikologi behaviorisme melihat kelakuan manusia sebagai suatu rekasi dari rangsangan dari sekitarnya. Di sinilah peranan pendidikan di dalam pembentukan kelakuan manusia. John Gillin menyatukan pandangan behaviorisme dan psikoanalis mengenai perkembangan kepribadian manusia sebagai berikut:
1. kebudayaan memberikan kondisi yang disadari dan yang tidak disadari untuk belajar.
2. kebudayaan mendorong secara sadar ataupun tidak sadar akan reaksi-reaksi kelakukan tertentu. Jadi selain kebudayaan meletakkan kondisi yang terakhir ini kebudayaan merupakan perangsang- perangsang untuk terbentuknya kelakuan-kelakuan tertentu
3. kebudayaan mempunyai sistem “reward and punishment” terhadap kelakuan-kelakuan tertentu. Setiap kebudayaan akan mendorong suatu bentuk kelakuan yang sesuai dengan sistem nilai dalam kebudayan tersebut dan sebaliknya memberikan hukuman terhadap kelakuan-kelakuan yang bertentangan atau mengusik ketentraman hidup suatu masyarakat tertentu
4. kebudayaan cenderung mengulang bentuk-bentuk kelakuan tertentu melalui proses belajar.
  
2.      Pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian dikutip Tilaar(1999) sbb :

Proses transmisi meliputi proses-proses imitasi, identifikasi dan sosialisasi. Imitasi adalah meniru tingkah laku dari sekitar. Pertama-tama tentunya imitasi di dalam lingkungan keluarga dan semakin lama semakin meluas terhadap masyarakat lokal. Transmisi unsur-unsur tidak dapat berjalan dengan sendirinya. Seperti telah dikemukakan manusia adalah aktor dan manipulator dalam kebudayaannya. Oleh sebab itu, unsur-unsur tersebut harus diidentifikasi. Proses identifikasi itu berjalan sepanjang hayat sesuai dengan tingkat kemampuan manusia itu sendiri. Selanjutnya nilai-nilai atau unsur-unsur budaya tersebut haruslah disosialisasikan artinya harus diwujudkan dalam kehidupan yang nyata di dalam lingkungan yang semakin lama semakin meluas. Nilai-nilai yang dimiliki seseorang harus mendapatkan pengakuan lingkungan sekitarnya. Artinya kelakuan-kelakuan tersebut harus mendapatkan pengakuan sosial yang berarti bahwa kelakuan-kelakuan yang dimiliki tersebut adalah yang sesuai atau yang seimbang dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungannya.
Ketiga proses transmisi tersebut berakitan dengan bagaimana cara mentransmisikannya. Dalam hal ini ada dua bentuk yaitu peran serta dan bimbingan. Cara transmisi dengan peran
serta antara lain dengan melalui perbandingan. Demikian pula peran serta dapat berwujud ikut serta di dalam kegiatan sehari- hari di dalam lingkungan masyarakat. Bentuk bimbingan dapat berupa instruksi, persuasi, rangsangan dan hukuman. Dalam pelaksanaan bimbingan tersebut melalui pranata-pranata tradisional seperti inisiasi, upacara-upacara yang berkaitan dengan tingkat umur, sekolah agama, dan sekolah formal yang sekuler.
Demikianlah proses transmisi kebudayaan sebagai proses pendidikan yang dikemukakan oleh Fortes. Proses tersebut terjadi di dalam suatu masyarakat sederhana yang relatif tertutup dari pengaruh dunia luar. Proses transmisi kebudayaan di dalam masyarakat modern akan menghadapi tantangan-tantangan yang berat. Disinilah letak peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian yang kreatif dan dapat memilih nilai-nilai dari berbagai lingkungan. Hanya dengan kesadaran terhadap nilai-nilai budaya lokal akan dapat memberikan sumbangan bagi terwujud
1. kepribadian adalah suatu proses. Seperti yang telah kita lihat kebudayaan juga merupakan suatu proses. Hal ini berarti antara pribadi dan kebudayaan terdapat suatu dinamika.
2. kepribadian mempunyai keterarahan dalam perkembangannya untuk mencapai suatu misi tertentu. Keterarahan perkembangan tersebut  tentunya tidak terjadi di dalam ruang kosong tetapi di dalam suatu masyarakat manusia yang
3. dalam perkembangan kepribadian salah satu faktor penting ialah imajinasi. Manusia tanpa imajinasi tidak mungkin mengembangkan kepribadiannya. Hal ini berarti apabila seseorang hidup terasing seorang diri tnapa lingkungan kebudayaan maka dia akan memulai dari nol di dalam pengembangan kepribadiannya.
4. kepribadian mengadopsi secara harmonis tujuan hidup di dalam masyarakat agar ia dapat hidup dan berkembang. Yang paling efisien adalah dia secara harmonis menacri keseimbangan antara tujuan hidupnya dengan tujuan hidup dalam masyarakatnya.
5. di dalam pencapaian tujuan oleh pribadi yang sedang berkembang itu dapat dibedakan antara tujuan dalam waktu yang dekat dan tujuan dalam waktu yang panjang.              6.Learning is a goal teaching behaviour.
7. dalam psikoanalisis antara lain dikemukakan mengenai peranan super ego dalam perkembangan kepribadian. Super ego tersebut tidak lain adalah dunia masa depan yang ideal.
 8. kepribadian juga ditentukan oleh bawah sadar manusia. Bersama- sama dengan ego, beserta id, keduanya merupakan energi yang ada di dalam diri pribadi seseorang. Energi tersebut perlu dicarikan keseimbangan dengan kondisi yang ada serta dorongan super ego yang diarahkan oleh nilai-nilai budaya. Bidney menyatakan bahwa individu bukan pemilik pasif dari nilai-nilai sosial budaya tetapi juga aktif di dalam menciptakan dan mengubah kebudayaannya.

3.TRANSMISI KEBUDAYAAN


Transmisi kebudayaan merupakan proses yang dilakukan oleh generasi tua kepada generasi berikutnya tentang bagaimana berpikir, bertingkah laku dengan benar dan bermoral sertai mempercayai dan menghayati nilai kemanusiaan yang ada dalam kelompok budayamasyrakat, dengan kata lain bagaimana usaha yang dilakukan orang tua atau orang dewasa  kepada anak mereka agar dapat berkembang sesuai aturan dan norma yang ada dalam lingkungan budaya mereka.
Untuk membuktikan hal tersebut dalam koentjoroningrat (1991). Yang di kemukakan oleh Fortes di dalam transmisi kebudayaan tersebut kita lihat tiga unsur utama yaitu (1) unsur-unsur yang ditransmisikan, (2) proses transmisi, dan (3) cara transmisi.
Unsur-unsur yang ditransmisikan nilai-nilai-nilai budaya, adat-istiadat msyarakat,pandangan mengenai hidup serta berbagai konsep kebiasaan sosial yang digunakan dalam interaksi dalam masyrakat.
Proses transmisi meliputi proses-proses imitasi,identifikasi dan sosialisasi,imitasi dalah meniru tingkah laku dari sekitar.proses identifikasi berjalan sepanjang hayat sesuai dengan tingkat manusia itu sendiri. Selanjutnya nilai0nilai itu haruslah di sosialisasi artinya harus diwujudakan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Usaha transmisi kebudayaan juga melibatkan beberapa lembaga, diantaranya yaitu :
1. letak lingkungan, dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah, mebiler, perlengkapan yang lain);
2. Kurikulum yang memuat g
agasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadikeseluruhan program pendidikan.
3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas siswa, guru, non teaching specialist, dan tenaga administrasi.
4. Nilai-nilai normal, sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah
Tiap-tiap sekolah mempunyai kebudayaan sendiri yan g bersifat unik, tiap sekolah memili aturan tata tertib, kebiasaan, upacara , mars atau hymne sekolah, pakaian seragam dan lambang yang berbeda yang memrikan corak khas sekolah yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian bahwa kebudayaan sekolah mempunyai pengaruh yang mendalam pada sisawa.
d. Lingkungan pendidikan media masa
Media masa adalah suatu bagian dalam masyarakat yang bertugas menyebarluaskan berita, opini, pengetahuan, dan sebagainya. Sifat media masa adalah mencari bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik perhatian, dan menyangkut kepentingan bersama. Media masa sebagai media kontrol bagi terjadinya berbagai penyimpangan dari nilai dan norma dan aturan.
  Konsep Budaya Belajar
Terdapat beberapa cara pandang mengenai budaya belajar, yaitu :
            a.  budaya belajar dipandang sebagai system pengetahuan menyiratkan.
             b.  budaya belajar berfungsi sebagai “pola bagi kehidupan manusia” yang menjadikan pola tersebut berfungsi sebagai blueprint atau pedoman hidup yang dianut secara bersama sebagai sebuah pedoman.
             c.  budaya belajar digunakan juga untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalaman.
             d.  budaya belajar juga di pandang sebagai proses adaptasi manusia dengan lingkungannya baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan social.




pengertian budaya belajar
            Budaya belajar merupakan suatu proses kebiasaan meliputi seni memenej diri, lingkungan dan apapun yang berhubungan dengan kita untuk senantiasa mengondisikan diri terus bergerak, bertindak dan berbuat. Sehingga kita terus maju, berkembang dan progresif, alias tidak mati hidup. Karena sesungguhnya hakikat belajar yang paling mendalam adalah interaksi.
Sifat-sifat budaya belajar:
a. Budaya belajar dimiliki bersama Sebuah budaya belajar terbentuk dari kelompok, maka kemudian, budaya belajar itu tidak mungkin unik secara individu, melainkan memiliki keragaman yang biasanya mencerminkan keragaman banyak orang, karena yang membentuknya adalah banyak orang, maka sifat pertama dari budaya belajar adalah dimiliki bersama.
b. Budaya belajar cenderung bertahan dan beruba. Budaya belajar yang telah terbentuk, maka akan memungkinkan bertahan, untuk orang-orang yang bertipe statis, artinya orang itu hanya
c. Fungsi budaya belajar untuk pemenuhan kebutuhan manusia
Budaya belajar muncul karena kebutuhan manusia, maka dengan lahirnya banyak budaya belajar, akan lebih bisa menjawab semua pertanyaaan yang dibutuhkan bagi orang-orang yang membutuhkan sebuah pola belajar.
d. Budaya belajar diperoleh melalui proses belajar
Budaya belajar, tidak muncul sekonyong-konyong, melainkan melalui proses, dalam hal ini, budaya belajar muncul karena adanya proses belajar.
c. Perwujudan budaya belajar
Perwujudan budaya belajar pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian yaitu, wujud budaya belajar yang abstrak dan konkrit. Yang dimaksud dengan wujud budaya belajar yang abstrak adalah konsekuensi dari cara pandang budaya belajar sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu atau kelompok sesial sebagai pedoman dalam belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan wujud budaya belajar yang konkrit adalah Perwujudan budaya belajar
(a) dalam prilaku belajar.
(b) dalam ungkapan bahasa dalam belajar; dan
(c) hasil belajar berupa material.
d. Substansi budaya belajar
Substansi budaya belajar dikategorikan dalam tiga bagian penting, yakni : a) sistem pengetahuan budaya belajar; b) sistem nilai budaya belajar dan sistem etos budaya belajar dan ; c) sistem pandangan hidup mengenai budaya belajar.
e. Bidang Materi budaya belajar
Adapun bidang-bidang materi yang dikaji dalam budaya belajar diantaranya
1. Materi belajar sistem kepercayaan dan religi
2. Materi belajar sistem Organisasi Sosial
3. Materi belajar sistem mata pencaharian hidu
5. Materi belajar sistem bahasa
6. Materi belajar sistem kesenian
4. Materi belajar sistem peralatan dan teknologi
Proses Perubahan Budaya Belajar
Individu atau kelompok sosial akan berkesuaian dengan motivasi untuk mengadakan pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a) adanya kesadaran dari para individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar yang selama ini dianunya
 b) adanya mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan dalam mendorong terjadinya penemuan budaya belajar yang baru
 c) adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong adanya mutu budaya belajar dalam bentuk penghargaan khalayak mengenai temuannya, dan
d) adanya suasana krisis yang berlangsung dalam masyarakat bersangkutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan dalam budaya belajar :
o   Faktor waktu dalam perubahan budaya belajar
o   Faktor kontak budaya dalam perubahan budaya belajar
o   Kecepatan dalam perubahan budaya belajar
o   Akulturasi budaya belajar
o   Asimilasi budaya belajar
o   Inovasi budaya belajar
o   Difusi budaya belajar
Kepribadian dan budaya belajar
    Pembahasan kepribadian pada umumnya membicarakan aspek internal individu, sementara budaya belajar berkaitan dengan aspek eksternal individu kepribadian tersebut diantaranya :
a. Kepribadian yang selaras
Ø      Kepribadian yang selaras di sini adalah kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dimasyarakat yang bersangkutan.
Ø      b. Kepribadian yang menyimpang
Ø      Kepribadian sesorang tidak selalu tumbuh sebagaimana yang diinginkan oleh orang tuanya atau masyarakat bersangkutan


BAB III PENUTUP
Kesimpulan
               Transmisi budaya belajar adalah suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan proses belajar.Transmisi budaya belajar muncul sebagai pedoman agar acuan dan pedoman belajar tetap terjaga, sekalipun memungkinkan adanya
               Perubahan karena inovasi. Transmisi budaya belajar itu sendiri dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah karena waktu, kontak budaya, inovasi, asimilasi dan difusi budaya. Sehingga menghasilkan proses terjadinya transmisi budaya belajar.
Adapun sarana-sarana untuk mentransmisikan budaya belajar, diantaranya keluarga,sekolah, masyarakat dan media masa.
               Saran Transmisi budaya belajar merupakan hal yang harus diperlihara dan harus berkesinambungan dan berkelanjutan. Transmisi budaya belajar jangan sampai terputus, apalagi budaya belajar yang baik tentunya. Untuk memahami tentang konsep transmisi budaya belajar yang lebih dalam, anda diharapkan senantiasa membaca buku-buku yang berkenaan dengan transmisi budaya belajar. Lalu kemudian anda mempraktekannya melalui analisis dilapangan terkait dengan transmisi budaya belajar itu sendiri.
ReferensiMakalah:
1. Buku panduan kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
2. Makalah Dadan Wahidin tentang konsep, transmisi dan perubahan budaya belajar






Tidak ada komentar:

Posting Komentar