1.
Peran Pendidikan Dalam
Kebudayaan
Ruth Benedict menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologis untuk tingkah
laku yang bisa dipelajari. Dengan demikian tingkah laku manusia bukanlah diturunkan seperti tingkah laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi. Di sini
kita lihat betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian
manusia. Para ahli psikologi behaviorisme melihat kelakuan
manusia sebagai suatu rekasi dari rangsangan dari
sekitarnya. Di sinilah peranan pendidikan di dalam
pembentukan kelakuan manusia. John Gillin menyatukan pandangan behaviorisme dan psikoanalis mengenai perkembangan kepribadian manusia
sebagai berikut:
1. kebudayaan memberikan kondisi yang disadari
dan yang tidak disadari untuk belajar.
2. kebudayaan
mendorong secara sadar ataupun tidak sadar akan reaksi-reaksi kelakukan tertentu. Jadi selain kebudayaan meletakkan
kondisi yang terakhir ini kebudayaan merupakan perangsang-
perangsang untuk terbentuknya kelakuan-kelakuan tertentu
3. kebudayaan
mempunyai sistem “reward and
punishment” terhadap kelakuan-kelakuan tertentu. Setiap kebudayaan akan
mendorong suatu bentuk kelakuan yang sesuai dengan sistem
nilai dalam kebudayan tersebut dan sebaliknya memberikan
hukuman terhadap kelakuan-kelakuan yang bertentangan atau
mengusik ketentraman hidup suatu masyarakat tertentu
4. kebudayaan cenderung mengulang
bentuk-bentuk kelakuan tertentu melalui proses belajar.
2. Pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian dikutip
Tilaar(1999) sbb :
1. kepribadian adalah suatu proses. Seperti yang telah
kita lihat kebudayaan juga
merupakan suatu proses. Hal ini berarti antara pribadi
dan kebudayaan terdapat suatu dinamika.
2. kepribadian mempunyai keterarahan dalam
perkembangannya untuk mencapai suatu misi tertentu. Keterarahan perkembangan
tersebut tentunya tidak terjadi
di dalam ruang kosong tetapi di dalam suatu masyarakat manusia yang
3. dalam perkembangan kepribadian salah satu faktor penting ialah imajinasi. Manusia tanpa imajinasi tidak mungkin mengembangkan
kepribadiannya. Hal ini berarti apabila seseorang hidup terasing
seorang diri tnapa lingkungan kebudayaan maka dia akan memulai
dari nol di dalam pengembangan kepribadiannya.
4. kepribadian mengadopsi secara harmonis tujuan hidup di dalam masyarakat agar ia dapat hidup dan berkembang. Yang
paling efisien adalah dia secara harmonis menacri
keseimbangan antara tujuan hidupnya dengan tujuan hidup
dalam masyarakatnya.
5. di dalam pencapaian tujuan oleh pribadi
yang sedang berkembang itu dapat dibedakan antara tujuan dalam waktu yang dekat dan
tujuan dalam waktu yang panjang. 6.Learning is a goal teaching behaviour.
7. dalam psikoanalisis antara lain dikemukakan mengenai
peranan super ego dalam
perkembangan kepribadian. Super ego tersebut tidak lain adalah
dunia masa depan yang ideal.
8. kepribadian juga ditentukan oleh bawah sadar manusia. Bersama- sama dengan ego, beserta id, keduanya merupakan
energi yang ada di dalam diri pribadi seseorang. Energi
tersebut perlu dicarikan keseimbangan dengan kondisi yang
ada serta dorongan super ego yang diarahkan oleh
nilai-nilai budaya. Bidney menyatakan bahwa individu
bukan pemilik pasif dari nilai-nilai sosial budaya tetapi juga aktif di dalam menciptakan dan mengubah kebudayaannya.
3.TRANSMISI KEBUDAYAAN
Transmisi kebudayaan merupakan
proses yang dilakukan oleh generasi tua kepada generasi berikutnya tentang
bagaimana berpikir, bertingkah laku dengan benar dan bermoral sertai
mempercayai dan menghayati nilai kemanusiaan yang ada dalam kelompok
budayamasyrakat, dengan kata lain bagaimana usaha yang dilakukan orang tua atau
orang dewasa kepada anak mereka agar
dapat berkembang sesuai aturan dan norma yang ada dalam lingkungan budaya
mereka.
Untuk membuktikan hal tersebut
dalam koentjoroningrat (1991). Yang di kemukakan oleh Fortes di dalam transmisi
kebudayaan tersebut kita lihat tiga unsur utama yaitu (1) unsur-unsur yang
ditransmisikan, (2) proses transmisi, dan (3) cara transmisi.
Unsur-unsur yang
ditransmisikan nilai-nilai-nilai budaya, adat-istiadat msyarakat,pandangan
mengenai hidup serta berbagai konsep kebiasaan sosial yang digunakan dalam
interaksi dalam masyrakat.
Proses transmisi meliputi
proses-proses imitasi,identifikasi dan sosialisasi,imitasi dalah meniru tingkah
laku dari sekitar.proses identifikasi berjalan sepanjang hayat sesuai dengan
tingkat manusia itu sendiri. Selanjutnya nilai0nilai itu haruslah di
sosialisasi artinya harus diwujudakan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Usaha transmisi
kebudayaan juga melibatkan beberapa lembaga, diantaranya yaitu :
1. letak lingkungan, dan prasarana fisik sekolah
(gedung sekolah, mebiler, perlengkapan yang lain);
2. Kurikulum yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadikeseluruhan program pendidikan.
2. Kurikulum yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadikeseluruhan program pendidikan.
3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas
siswa, guru, non teaching specialist, dan tenaga administrasi.
4. Nilai-nilai normal, sistem peraturan, dan iklim
kehidupan sekolah
Tiap-tiap sekolah mempunyai kebudayaan sendiri yan g bersifat unik, tiap sekolah memili aturan tata tertib, kebiasaan, upacara , mars atau hymne sekolah, pakaian seragam dan lambang yang berbeda yang memrikan corak khas sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian bahwa kebudayaan sekolah mempunyai pengaruh yang mendalam pada sisawa.
d. Lingkungan pendidikan media masa
Tiap-tiap sekolah mempunyai kebudayaan sendiri yan g bersifat unik, tiap sekolah memili aturan tata tertib, kebiasaan, upacara , mars atau hymne sekolah, pakaian seragam dan lambang yang berbeda yang memrikan corak khas sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian bahwa kebudayaan sekolah mempunyai pengaruh yang mendalam pada sisawa.
d. Lingkungan pendidikan media masa
Media masa adalah suatu bagian dalam masyarakat yang bertugas
menyebarluaskan berita, opini, pengetahuan, dan sebagainya. Sifat media masa
adalah mencari bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik perhatian, dan
menyangkut kepentingan bersama. Media masa sebagai media kontrol bagi
terjadinya berbagai penyimpangan dari nilai dan norma dan aturan.
Konsep Budaya Belajar
Terdapat beberapa cara pandang mengenai budaya
belajar, yaitu :
a. budaya belajar dipandang
sebagai system pengetahuan menyiratkan.
b. budaya
belajar berfungsi sebagai “pola bagi kehidupan manusia” yang menjadikan pola
tersebut berfungsi sebagai blueprint atau pedoman hidup yang dianut secara
bersama sebagai sebuah pedoman.
c. budaya
belajar digunakan juga untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalaman.
d. budaya
belajar juga di pandang sebagai proses adaptasi manusia dengan lingkungannya
baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan social.
pengertian budaya belajar
Budaya
belajar merupakan suatu proses kebiasaan meliputi seni memenej diri, lingkungan
dan apapun yang berhubungan dengan kita untuk senantiasa mengondisikan diri
terus bergerak, bertindak dan berbuat. Sehingga kita terus maju, berkembang dan
progresif, alias tidak mati hidup. Karena sesungguhnya hakikat belajar yang
paling mendalam adalah interaksi.
Sifat-sifat budaya belajar:
a. Budaya belajar dimiliki bersama Sebuah budaya
belajar terbentuk dari kelompok, maka kemudian, budaya belajar itu tidak
mungkin unik secara individu, melainkan memiliki keragaman yang biasanya
mencerminkan keragaman banyak orang, karena yang membentuknya adalah banyak
orang, maka sifat pertama dari budaya belajar adalah dimiliki bersama.
b. Budaya belajar cenderung bertahan dan beruba.
Budaya belajar yang telah terbentuk, maka akan memungkinkan bertahan, untuk
orang-orang yang bertipe statis, artinya orang itu hanya
c. Fungsi budaya belajar untuk pemenuhan kebutuhan manusia
c. Fungsi budaya belajar untuk pemenuhan kebutuhan manusia
Budaya belajar muncul karena kebutuhan manusia, maka dengan lahirnya
banyak budaya belajar, akan lebih bisa menjawab semua pertanyaaan yang
dibutuhkan bagi orang-orang yang membutuhkan sebuah pola belajar.
d. Budaya belajar diperoleh melalui proses belajar
Budaya belajar, tidak muncul sekonyong-konyong, melainkan melalui
proses, dalam hal ini, budaya belajar muncul karena adanya proses belajar.
c. Perwujudan budaya belajar
Perwujudan budaya belajar pada dasarnya dibagi
menjadi 2 bagian yaitu, wujud budaya belajar yang abstrak dan konkrit. Yang
dimaksud dengan wujud budaya belajar yang abstrak adalah konsekuensi dari cara
pandang budaya belajar sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu
atau kelompok sesial sebagai pedoman dalam belajar. Sedangkan yang dimaksud
dengan wujud budaya belajar yang konkrit adalah Perwujudan budaya belajar
(a) dalam prilaku belajar.
(a) dalam prilaku belajar.
(b) dalam ungkapan bahasa dalam belajar; dan
(c) hasil belajar berupa material.
d. Substansi budaya belajar
Substansi budaya belajar dikategorikan dalam tiga bagian
penting, yakni : a) sistem pengetahuan budaya belajar; b) sistem nilai budaya
belajar dan sistem etos budaya belajar dan ; c) sistem pandangan hidup mengenai
budaya belajar.
e. Bidang Materi budaya belajar
Adapun bidang-bidang materi yang dikaji dalam budaya belajar
diantaranya
1. Materi belajar sistem kepercayaan dan religi
2. Materi belajar sistem Organisasi Sosial
3. Materi belajar sistem mata pencaharian hidu
5. Materi belajar sistem bahasa
6. Materi belajar sistem kesenian
4. Materi belajar sistem peralatan dan teknologi
Proses Perubahan Budaya Belajar
Individu atau kelompok sosial akan berkesuaian dengan motivasi untuk mengadakan pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut : a) adanya kesadaran dari para individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar yang selama ini dianunya
Individu atau kelompok sosial akan berkesuaian dengan motivasi untuk mengadakan pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut : a) adanya kesadaran dari para individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar yang selama ini dianunya
b) adanya mutu dan keahlian para individu yang
bersangkutan dalam mendorong terjadinya penemuan budaya belajar yang baru
c) adanya sistem perangsang dalam masyarakat
yang mendorong adanya mutu budaya belajar dalam bentuk penghargaan khalayak
mengenai temuannya, dan
d) adanya suasana
krisis yang berlangsung dalam masyarakat bersangkutan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya perubahan dalam budaya belajar :
o
Faktor waktu dalam perubahan
budaya belajar
o
Faktor kontak budaya dalam
perubahan budaya belajar
o
Kecepatan dalam perubahan budaya belajar
o
Akulturasi budaya belajar
o
Asimilasi budaya belajar
o
Inovasi budaya belajar
o
Difusi budaya belajar
Kepribadian dan budaya belajar
Pembahasan kepribadian pada umumnya membicarakan aspek internal
individu, sementara budaya belajar berkaitan dengan aspek eksternal individu
kepribadian tersebut diantaranya :
a. Kepribadian yang selaras
a. Kepribadian yang selaras
Ø Kepribadian yang selaras di sini adalah kepribadian yang sesuai
dengan nilai dan norma yang berkembang dimasyarakat yang bersangkutan.
Ø b. Kepribadian yang menyimpang
Ø Kepribadian sesorang tidak selalu tumbuh sebagaimana yang diinginkan
oleh orang tuanya atau masyarakat bersangkutan
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Transmisi budaya belajar adalah suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan proses belajar.Transmisi budaya belajar muncul sebagai pedoman agar acuan dan pedoman belajar tetap terjaga, sekalipun memungkinkan adanya
Transmisi budaya belajar adalah suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan proses belajar.Transmisi budaya belajar muncul sebagai pedoman agar acuan dan pedoman belajar tetap terjaga, sekalipun memungkinkan adanya
Perubahan karena inovasi. Transmisi budaya belajar itu sendiri
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah karena waktu, kontak budaya,
inovasi, asimilasi dan difusi budaya. Sehingga
menghasilkan proses terjadinya transmisi budaya belajar.
Adapun sarana-sarana untuk mentransmisikan budaya belajar, diantaranya keluarga,sekolah, masyarakat dan media masa.
Adapun sarana-sarana untuk mentransmisikan budaya belajar, diantaranya keluarga,sekolah, masyarakat dan media masa.
Saran Transmisi budaya belajar merupakan hal
yang harus diperlihara dan harus berkesinambungan dan berkelanjutan. Transmisi
budaya belajar jangan sampai terputus, apalagi budaya belajar yang baik
tentunya. Untuk memahami tentang konsep transmisi budaya belajar yang lebih
dalam, anda diharapkan senantiasa membaca buku-buku yang berkenaan dengan
transmisi budaya belajar. Lalu kemudian anda mempraktekannya melalui analisis
dilapangan terkait dengan transmisi budaya belajar itu sendiri.
ReferensiMakalah:
1. Buku panduan kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
2. Makalah Dadan Wahidin tentang konsep, transmisi dan perubahan budaya belajar
1. Buku panduan kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
2. Makalah Dadan Wahidin tentang konsep, transmisi dan perubahan budaya belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar