BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan modal utama untuk hidup di
zaman yang penuh persaingan seperti saat ini. Di zaman modernisasi dan
globalisasi, dibutuhkan keterampilan, wawasan dan pengetahuan, agar kita bisa
bersaing di dunia pendidikan maupun dunia kerja. Tiga hal tersebut bisa
diperoleh melalui lembaga pendidikan formal. Lembaga pendidikan formal
merupakan lembaga utama pengembangan pengetahuan, melatih kemampuan dan keahlian,
menanamkan sikap modern pada individu, dan masih banyak hal yang kita dapatkan
dalam bangku pendidikan tersebut. Sesuai dengan peran pendidikan sebagai engine
of growth, dan penentu bagi perkembangan masyarakat, maka para remaja
diharapkan mampu membawa masyarakat umum kearah perkembangan yang positif,
karena remaja merupakan ujung tombak bagi perkembangan pembangunan nasional.
Tetapi, masih banyak warga Indonesia yang masih acuh tak acuh mengenai
pentingnya pendidikan bagi kehidupannya. Masyarakat yang tidak menyadari
pentingnya pendidikan formal akan menjadi masyarakat yang minim pengetahuan,
kurang keterampilan, dan kurang keahlian. Mereka akan menjadi masyarakat yang
tertinggal dan terbelakang karena mereka tidak bisa menyesuaikan kemajuan
zaman.
Orang yang berpendidikan tinggi tidak akan
mempunyai pemikiran-pemikiran yang sempit mengenai masa depan, mereka
berorientasi dengan masa depannya. Orang yang berpendidikan tinggi juga akan
hidup dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Mereka tahu apa yang
akan dilakukan dengan masa depannya, tidak akan menyerah atau pasrah dengan
keadaan. Sebaliknya, Orang-orang atau orang tua yang mempunyai jalan pikiran
sempit yang menganggap pendidikan tidak penting, mengakibatkan anak-anak mereka
yang tidak mengenyam pendidikan formal akan menjadi beban bagi masyarakat
bahkan sering menjadi pengganggu ketentraman masyarakat. Hal ini diakibatkan
oleh kurangnya pendidikan atau pengalaman intelektualnya, serta tidak memiliki
keterampilan yang menopang kehidupan sehari-hari. Orang-orang tersebut
kebanyakan ditemukan di desa-desa pelosok atau di daerah-daerah terpencil.
Menurut Dalyono (2008), rendahnya minat orang tua terhadap pendidikan
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor pribadi (tingkat kesadaran), faktor
ekonomi, faktor sosial budaya (social cultur), dan faktor letak
geografis sekolah. Penelitian Firdaus (2005) menyebutkan bahwa rendahnya minat
orang tua untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke Sekolah Menengah Pertama
disebabkan: Pertama, faktor sosial budaya sebesar 87,3%. Kedua, faktor
kurangnya biaya pendidikan (ekonomi tidak mampu) diperoleh sebesar 86,0%.
Ketiga, faktor kurangnya tingkat kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan
(faktor orang tua) diperoleh sebesar 59,1%. Keempat, letak geografis sekolah
sebesar 50,8%. Jadi faktor ekonomi bukan penyebab utamanya, ada juga faktor
pribadi (tingkat kesadaran), faktor sosial budaya (social cultur), dan
faktor letak geografis sekolah juga bisa menyebabkan rendahnya minat pendidikan
pada masyarakat.
- B. Rumusan Masalah
Berikut adalah pertanyaan yang terkait mengenai
topik karya ilmiah sebagai rumusan masalah:
- Apa pengertian Pendidikan dan massyarakat?
- Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat tidak menyadari betapa pentingnya pendidikan formal?
- Manfaat apa yang diperoleh dari pendidikan formal bagi masyarakat?
- C. Tujuan Masalah
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah
- Memberikan pemahaman mengenai definisi pendidikan dan masyarakat.
- Menjelaskan factor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat tidak sadar mengenai betapa penting pendidikan bagi kehidupannya.
- Memberi penjelasan kepada masyarakat, manfaat apa yang diperoleh dari pendidikan.
- D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari
pembahasan karya ilmiah ini, yaitu :
- Di harapkan masyarakat mengetahui apa itu pendidikan dan definisi masyarakat.
- Diharapkan masyarakat sadar bahwa pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidupnya..
- Masyarakat diharapkan bisa merasakan manfaat dari pendidikan formal.
BAB II
LANDASAN TEORI
- A. Pengertian Pendidikan dan Masyarakat
Pengertian Pendidikan, Menurut Bahasa (Etimologi)
1. Bahasa Yunani
Berasal dari kataPedagogi, yaitu dari kata “paid”
artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedalogi
dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of
teaching children).
3. Bangsa Jerman
Berasal dari kata “Erziehung” yang setara dengan
“educare”, yaitu :
membangkitkan kekuatan terpendam atau
mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
4. Bahasa Jawa
Berasal dari kata “panggulawentah” (pengolahan),
mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak,
mengubah kepribadian sang anak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dl
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,
cara, pembuatan mendidik.
UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003:Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Paulo Freire, Pendidikan merupakan
jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, yang melalui
praksis mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan
merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.
Menurut John Dewey, Pendidikan adalah
suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di
dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan
social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan kelompok di mana dia hidup.
Secara universal pendidikan dapat didefinisikan
sebagai suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap
yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga negara yang baik,
tujuannya untuk mengembangkan atau mengubah kognisi, afeksi dan konasi
seseorang.
Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui
peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan
- Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya.
Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
- Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada
usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al
Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya
kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program – program PNF yaitu
Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan
lain sebagainya.
- Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang
dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Pengertian Masyarakat
1. Menurut Selo Sumardjan, masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah
suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan
akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara
ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim, masyarakat
merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt,
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.
- B. Faktor Penyebab Rendahnya Kesadaran Terhadap Pendidikan Formal
Orang-orang atau orang tua yang mempunyai jalan
pikiran sempit yang menganggap pendidikan tidak penting, mengakibatkan
anak-anak mereka yang tidak mengenyam pendidikan formal akan menjadi beban bagi
masyarakat bahkan sering menjadi pengganggu ketentraman masyarakat. Hal ini
diakibatkan oleh kurangnya pendidikan atau pengalaman intelektualnya, serta
tidak memiliki keterampilan yang menopang kehidupan sehari-hari.
Menurut Dalyono (2008), rendahnya minat orang tua
terhadap pendidikan disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor pribadi
(tingkat kesadaran), faktor ekonomi, faktor sosial budaya (social cultur),
dan faktor letak geografis sekolah. Penelitian Firdaus (2005) menyebutkan bahwa
rendahnya minat orang tua untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke Sekolah
Menengah Pertama disebabkan: Pertama, faktor sosial budaya sebesar 87,3%.
Kedua, faktor kurangnya biaya pendidikan (ekonomi tidak mampu) diperoleh sebesar
86,0%. Ketiga, faktor kurangnya tingkat kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan (faktor orang tua) diperoleh sebesar 59,1%. Keempat, letak geografis
sekolah sebesar 50,8%.
Di daerah pelosok atau terpencil termasuk daerah
tempat saya tinggal, kesadaran untuk melanjutkan pendidikan memang sangat
kurang. Mereka lebih memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan.
Kebanyakan faktor yang disebabkan adalah kurangnya kesadaran pribadi, faktor
ekonomi dan faktor sosial budaya. Faktor sosial budaya berkaitan dengan kultur
masyarakat yang berupa pandangan, adat istiadat, dan kebiasaan. Para remaja
selalu melakukan kontak dengan masyarakat. Pengaruh-pengaruh budaya yang
negatif dan salah terhadap dunia pendidikan akan turut berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan remaja tersebut. Remaja yang bergaul dengan
teman-temannya yang tidak sekolah atau putus sekolah akan terpengaruh dengan
mereka. Sehingga mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi, karena teman-temannya juga tidak melanjutkan sekolah. Mereka
memilih untuk mencari uang dengan alasan membantu orang tua, padahal orang tua
mereka menginginkan anak-anaknya melanjutkan sekolah agar mempunyai masa depan
yang jelas, “Biarlah orang tuanya bodoh, yang penting anaknya pintar, dan
mempunyai masa depan.” Itulah semboyan orang tua yang sadar akan pentingnya
pendidikan bagi kehidupan dan masa depan anaknya. Ada juga orang tua yang belum
sadar akan pentingnya pendidikan, anaknya mempunyai keinginan untuk melanjutkan
pendidikan tetapi orang tuanya melarang, dengan alasan tidak mempunyai uang
untuk membiayai sekolah, sedangkan kebutuhan yang belum terpenuhi masih banyak,
“buat apa sekolah tinggi, toh pada akhirnya kerja di pabrik atau jadi kuli
bangunan, nyatanya si A sudah jadi sarjana tetapi sampai sekarang masih
menganggur.” Pemikiran-pemikiran seperti itu yang membuat mereka belum sadar
akan pentingnya pendidikan. Berhasil atau tidaknya seseorang itu tergantung
pada usaha manusia itu sendiri.
- C. Manfaat Pendidikan Formal bagi Masyarakat
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya.
Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan itu
sendiri berawal dari kita dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Semua orang pasti tahu, betapa pentingnya
pendidikan bagi seseorang dan kehidupannya. Pendidikan merupakan modal utama
untuk hidup di zaman yang penuh persaingan seperti saat ini. Di zaman
modernisasi dan globalisasi, dibutuhkan keterampilan, wawasan dan pengetahuan,
agar kita bisa bersaing di dunia pendidikan maupun dunia kerja. Tiga hal
tersebut diperoleh melalui lembaga pendidikan formal. Melalui pendidikan formal
kita bisa memaksimalkan potensi yang kita miliki karena didalam pendidikan
formal banyak fasilitas-fasilitas yang bisa digunakan untuk mengembangkan
potensi.
Sesuai dengan peran pendidikan sebagai engine of
growth, dan penentu bagi perkembangan masyarakat, maka para remaja diharapkan
mampu membawa masyarakat umum kearah perkembangan yang positif, karena remaja
merupakan ujung tombak bagi perkembangan pembangunan nasional. Tetapi, masih
banyak warga Indonesia yang masih acuh tak acuh mengenai pentingnya
pendidikan bagi kehidupannya. Masyarakat yang tidak menyadari pentingnya
pendidikan formal akan menjadi masyarakat yang minim pengetahuan, kurang
keterampilan, dan kurang keahlian. Mereka akan menjadi masyarakat yang
tertinggal dan terbelakang karena mereka belum bisa menyesuaikan kemajuan
zaman.
Saya tinggal di daerah yang masyarakatnya masih
acuh tak acuh mengenai pendidikan, terutama pendidikan formal. Sebenarnya
disini banyak lembaga-lembaga pendidikan formal, Meskipun pemerintah telah
memberikan sosialisasi tentang pendidikan, tetapi masih banyak orang tua atau
malahan remajanya yang tidak mau melanjutkan sekolah, mereka belum sadar
mengenai pentingnya pendidikan bagi masa depannya. Mereka lebih memilih bekerja
di pabrik ataupun sebagai kuli bangunan daripada harus susah-susah memikirkan
pelajaran dan tugas-tugas sekolah. Selain itu, banyak teman-teman SD saya yang
menikah usia dini, kebanyakan dari mereka hanya lulus SD atau SMP saja.
misalnya teman akrab saya, setelah lulus SMP dia langsung bekerja di pabrik,
sekitar dua tahun bekerja, dia memutuskan untuk menikah pada usia belum genap
tujuhbelas tahun. Sungguh tragis memang, mengorbankan masa remaja yang
seharusnya untuk bersenang-senang kini mereka harus memikirkan keluarga mereka.
Teman saya juga pernah bilang, “Ternyata menikah di usia dini tidak bebas,
tidak bisa bersenang-senang.” Itulah bukti bahwa kita sebagai remaja harus
memaksimalkan potensi kita untuk membangun dan menciptakan masyarakat yang
bermoral dan berpendidikan. Harus kita tanamkan pada diri kita bahwa pendidikan
adalah modal pegangan hidup kita. Karena pendidikan, pengetahuan, wawasan dan
kemampuanlah yang akan membawa kita menuju kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar