KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniah-Nya dengan membuka pintu hati dan
pikiran penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa di Sekolah”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir semester penulisan karya ilmiah.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan
dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dra. Ermita, M.pd selaku staf pengajar mata kuliah
Penulisan Karya Ilmiah. Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah berpartisipati dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Dengan selesainya pembuatan makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat terutama
bagi penulis sendiri dan juga pembaca.
Selaku hamba Allah, penulis adalah manusia
yang tidak luput dari kesalahan,
sehingga masih banyak kelemahan baik dari segi materi maupun dalam penyajian
penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sehingga pada
penulisan pada masa akan datang bisa jadi lebih baik.
Padang, Mei 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Masalah
Belajar dan mengajar merupakan
hal yang tidak pernah lepas dari hasil
belajar. Mengetahui hasil belajar merupakan salah satu aspek agar kita dapat
mengukur potensi siswa.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar agar hasil belajar lebih maksimal. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar agar hasil belajar lebih maksimal. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Banyak kita temui siswa
sekarang mengabaikan proses belajar dan hanya mementingkan hasilnya saja.
Peranan guru juga sangat penting dalam menunjang untuk mencapai hasil belajar
yang baik. Ada sebagian guru tidak mempedulikan siswanya dalam belajar dan
mengajar, apakah siswanya mengerti atau tidak, begitu juga dengan siswa banyak
juga yang tidak menginginkan dan memperhatikan peljaran tersebut. Apalagi
mengingat hasil beljar merupakan acuan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan.
Oleh sebab itu guru dan siswa hendaknya
bisa bekerja sama dalam belajar dan mengajar. Dengan adanya kerjasama antara
guru dan siswa maka hasil belajar bisa tercapai dengan baik tanpa melupakan
prosesnya. Jadi antara siswa dan guru harus mengetahui apa makna yang sebenarny
dari hasil belajar.
B. Tujuan
Penulisan
Sesuai dengan masalah yang diangkat, maka makalah ini penulis kemukakan tujuan yang ingin dicapai yaitu
untuk memberi informasi mengenai cara meningkatkan hasil belajar siswa disekolah. Penulis juga mengharap dengan adanya
makalah ini guru dapat memperhatikan hasil belajar yang seharusnya dicapai dan
mengetahui bagaimana cara mencapai hasil belajar yang diinginkan. Begitu juga
dengan siswa yang berfungsi sebagai penentu hasil belajar harus mengetahui apa
makna hasil belajar yang sebenarnya.
C. Kegunaan Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Sebagai salah satu
syarat untuk ujian semester dalam mata kuliah Pengantar Pendidikan.
2.
Bagi penulis, menambah ilmu
pengetahuan dalam penulisan karya ilmiah terutama menyangkut masalah yang
berhubungan dengan cara meningkatkan hasil
belajar siswa di sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.Pengertian
hasil belajar
Hasil belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 12)
Adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh siswa setelah siswa menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga
dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat diatas hasil
belajar merupakan suatu penilaian akhir
dari proses pembelajaran
yang telah dilakukan berulang-ulang.
Serta
akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
merubah cara berpikir serta menghasilkan prilaku kerja yang lebih baik.
B.Metode yang dilakukan dalam Belajar Mengajar.
Menurut Sunaryo (1989 : 104 ) ada
dua metode belajar yaitu :
a.Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode
yang paling disukai oleh kebanyakan guru, karena paling mudah cara mengatur
kelas maupun organisasinya. Bila guru dalam menyampaikan pesan (dalam hal ini
materi pelajaran) dilakukan secara lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah
dapat dikatakan memberikan ceramah. Memberi ceramah halnya mengadakan komunikasi
dalam bentuk lisan dengan mengadakan komunikasi dalam bentuk lisan kepada
siswa.
b.Metode diskusi
Diskusi sebagai metode belajar
adalah merupakan suatu proses interaksi antara dua atau lebih individu, saling
tukar informasi, pengalaman, pendapat atau pemecahan masalah secara
formal/lisan dengan tujuan tertentu dan saling berhadapan muka.
Dari kutipan
diatas dapat diketahui bahwa menggunakan metode belajar sangat dibutuhkan dalam
proses belajar dan mengajar. Guru bisa menggunakan metode ceramah ataupun diskusi
karena kedua metode itu mempunyai keuntngan
masing – masing. Alangkah baiknya kedua metode itu digunakan dalam belajar agar
siswa tidak merasa bosan jika guru hanya menggunakan satu metode saja. Jika
metode tersebut digunakan secara bergantian akan akan menambah semangat siswa
dalam belajar, dengan bertambahnya semangat tersebut maka hasil belajar akan
meningkat.
C.Strategi Penilaian Hasil Belajar
Standar
penilaian pendidikan terdiri atas
penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintahan, kecuali perguruan
tinggi tidak ada penilaian dari pemerintahan.
a.Penilaian
hasil belajar tingkat nasional
Penilaian
hasil belajar tingkat nasional menurut Mulyasa (2008 : 203 ).
Adalah
Penilaian hasil belajar tingkat nasional
dilakukan oleh pemerintah untuk menilaai pencapaian kompetensi lulusan sacara
nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian
nasional dilakukan secara objektif, berkeadilan dan akuntabel, serta diadakan
sekurang – kurangnya dua kali dalam satu tahun pelajara (SNP).
Ujian
nasional (UN) merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menentukan standar mutu pendidikan.
Kebijakan ini berkaitan dengan berbagai aspek yang dinamis, seperti budaya,
kondisi sosial ekonomi, bahkan politik dan keamanan sehingga akan selalu rentan
terhadap perbedaan dan kontroversi sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Beberapa
tahun belakangan ini telah dilaksanakan ujian nasional untuk mengukur kualitas
pendidikan pendidikan di indonesia. Dalam pelaksanaan uijan nasional tersebut
banyak terdapat penolakan dari berbagai kalangan masyarakat karena tidak semua
masyarakat indonesia mengetahui pentingnya ujia nasional tersenut. Kita tidak
dapat menyalahkan masyarakat yang tidak menerima karena pemerintah hanya
menuntut pelaksanan ujian nasional tanpa dilengkapi dengan alat dan sarana dan
prasarana yang memadai. Seharusnya pemerintah menetapkan kebijakan harus
disertai dengan pemberian saran dan prasarana yang dapat menunjang pelaksaaan
ujian nasional terutama alat – alat yang sesuai dengan perkembamgan IPTEK.
Penilaian pemerintah hendaknya tidak terfokus
pada penilaian hasil saja, tetapi juga pada penilaian program. Program
pendidikan harus merata disetiap lapisan masyarakat baik kota maupun desa agar
tidak terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan ujian nasional.
b.Penilaian
hasil belajar tingkat sekolah
Penilaian
hasil belajar tingkat sekolah menurut Mulyasa (2008 : 207)
Adalah
Penilaian hasil
belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian
standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar
tingkat sekolah atau satuan pendidikan identik dengan ujian berbasis sekolah
(UBS) atau School Based Exam (SBE),
yang sering juga disebut EBTA. Pelaksanaan penilaian ini dilakukan pada setiap akhir
jejang sekolah utuk mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai
ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu dan keberhasilan
sekolah secara keseluruhan. Hasil UBS atau SBE dapat juga digunakan untuk
sertifikasi, menilai kinerja, dan menentukan hasil belajar yang dicanumkan
dalam Surat Tanda Tamat Belajar.
Penilaian
hasil belajar ditingkat sekolah berguna untuk menentukan kemampuan sekolah
dalam meluluskan siswanya. Penilaian ini dilakukan pada setiap akhir jenjang
pendidikan yang hasilnya digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap
peserta didik dan menentukan layak atau tidaknya untuk melanjutkan pendidikan
ketingkat yang lebih tinggi.
c.Penilaian
hasil belajar tingkat kelas
Penilaian
hasil belajar tingkat kekas menurut Mulyasa (2008 : 208).
Adalah
Penilaian hasil
belajar tingkat kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik
secara langsung. Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan
suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri
peserta didik...standar nasional pendidikan mengungkap bahwa “ penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian, penilaian akhir
semester, dan penilaian kenaikan kelas.
Penilaian
harian dilakukan dalam bentuk ulangan harian setiap selesai proses
pembelajaran. hasil belajar prestasi yang bisa diraih oleh peserta didik yang
menjadi indikator kompetensi dasar
tertentu. Cara penilaian tergantung pada guru yang bersangkutan baik dalam
bentuk ujian tulis maupun ujian lisan, yang penting tujuan pendidikan bisa
tercapai. Guru memberi tugas pada peserta didik dan memberikan penilaian secara
individual sesuai dengan prosedur yang berlaku dan juga sesuai dengan kemampuan
masing – masing siswa agar untuk kedepannya bisa diperbaiki untuk lebih baik
lagi.
D.Cara Mengajar dengan Sukses
Cara
mengajar dengan sukses menurut J. Mursell dan Nasution.
Adalah
Kriterium utama untuk mengajar
dengan sukses ialah: apakah mengajar itu berhasil atau tidak. Sukses tidaknya
mengajar ditentukan oleh hasilnya mengajar itu ditentukan, berhasil bila
anak-anak sungguh-sungguh belajar sesuatu, misalnya ia bertambah pandai main
piano, main voli, memecahkan soal-soal aljabar, menggunakan bahasa inggris,
memahami sejarah dan sebagainya.
Kegiatan
belajar yang dilakukan akan sukses apabila anak – anak dapat menggunakan apa
yang dipelajarinya dengan bebas serta penuh dengan kepercayaan dalam berbagai
situasi dalam hidupnya.biasanya anak-anak cendrung mengharapkan nilai tinggi
tanpa memperhitungkan apakah danak tersebut memahami pelajaran tersebut atau
tidak. Semua hasil belajar harus tahan lama dan meresap kedalam pribadi anak,
jika anak-anak benar-benar memahami bahan pelajaran maka hasilnya juga akan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Mengajar
dengan sukses mengusahakan agar isi mata pelajran brmakna bagi kehidupan anak
serta dapat membentk pribadi yang baik dari anak-anak tersebut. tujuan yang
diinginkan akan tercapai apabila dalam mengajar itu diutamakan pemahaman,
wawasan, inisiatif dan kerjasama antara guru dan siswa agar kreatifitas siswa
dpat dikembangkan. Hasil belajar ini tidak akan tercapai apabila mengajar itu
hanya dengan menghafal dan membuat latihan bahan yang hanya perlu untuk ujian
tanpa memperhatikan hasil yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.jadi
belajar itu harus memperhitung hasil yang tahan lama dan berguna bagi siswa
dalam kehidupan masa yang akan datang.
E.Perumusan Tujuan Pembelajari
dan Kaitannya
dengan
Taksonomi Hasil Belajar
Menurut
Uzer usman (2001 :34) Hasil
belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan
instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula
oleh kemampuan guru sebagai perancang mengajar... tujuan instruksional pada
umumnya dikelompokkan kedalam tiga kategori,
yakni:
a. Klasifikasi
tujuan kognitif (Bloom, 1956)
Domain
koqnitif terdiri atas enam bagian sebagai berikut.
1. Ingatan
/ recall
Mengacu
kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang
sederhana sampai kepada teori – teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan
mengingat keterangan yang benar.
2. Pemahaman
Mengacu
kepada kemampuan memahami makna materi.
3. Penerapan
Mengacu
kepada kemampuan yang menggunakan menerapkan materi yang sudah dipelajari.Penerapan merupakan
tinggkat kemampuan berpikir yang tinggi dari pada pemahaman.
4. Analisis
Mengacu
kepada kemampuan menguraikan materi
agar
dapat lebih mudah dimengerti.
5.
Sintesis
Mengacu
kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen- komponen sehingga membentuk
pola struktur baru.
6. Evaluasi
Mengacu
kepada kempuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi tujuan
tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berpikir yang tinggi.
b. Klasifikasi
tujuan afektif (Krathwohl, 1964)
Terbagi
dalam lima kategori sebagai berikut.
1. Penerimaan
Mengacu
kepada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap
stimulasi yang tepat.
2. Pemberian
respon
Satu
tingak diatas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi tersangkut secara aktif,
menjadi peserta, dan tertarik.
3. Penilaian
Mengacu
kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian
tertentu.
4. Pengorganisasian
Mengacu
kepada penyatuan nilai.
5. Karaterisasi
Mengacu
kepada karakter dan gaya hidup seseorang.
c. Klasifikasi
tujuan psikomotor (Dave, 1970)
Terbagi
dalam lima kategori sebagai berikut.
1. Peniruan
Terjadi
ketika siswa mengamati suatu gerakan. Muali memberi respon dengan yang diamati.
2. Manipulasi
Menekankan
perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan
pilihan yag menetapkan suatu penampilan melalui latihan....
3. Ketetapan
Memerlukan
kecermatan proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
4. Artikulasi
Menekan
koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan.
5. Pengalamiahan
Menuntut
tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik
maupun psikis.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajar berkaitan dengan hasil
belajar. Tujuan instruksional terbagi atas tiga macam yaitu afektif, kognitif
dan psikomotor. Afektif adalah penilaian terhadap sikap siswa, sedangkan
psikomotor adalah penilaian kemapuan toeritis siswa dan psikomotor meupakan
penilaian tehadap tugas praktek yang dilakukan siswa.
F.Faktor yang Mempengaruhi
Hasil Belajar
Faktor
yang mempengaruhi hasil belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 20 ).
Adalah
Secara garis besar faktor –
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu
bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor
internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai
faktor eksternal.
1. Faktor –
faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasisfikasikan menjadi
dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia,
kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor
psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan
belajar.
2. Faktor
yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar dapat diklasifikasikan
menjadi dua juga, yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti
alam benda, hewan dan lingkungan fisik.
Pada
faktor internal yang ada pada diri
manusia saling berkaitan dengan faktor eksternal. Misalnya saja kelelahan,
perasaan lelah jasmani biasanya mempengarui keadaan rohani, begitu juga
sebaliknya orang yang mengalami kelelahan dalam berpikir keras, badannya ikut
merasakan lelahnya. Faktor internal sangat besar pengaruhnya dalam menentukan
hasil belajar siswa karena kesehatan dan kestabilan jiwa adalah kunci
keberhasilan seseorang. Faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat juga mempengarui hasil belajar karena dengan adanya lingkungan
yang kondusif dapat memperlancar proses belajar mengajar. Apabila proses
belajar mengajar berhasil maka tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Maka dapat
disimpulkan bahwa kestabilan jiwa dan
linkungan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil belajar siswa.
G.Prinsip – Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar
Prinsip dasar tes hasil belajar menurut
Harjanto (1997 : 283)
Adalah
Evaluasi
pencapaian belajar peserta didik merupakan salah satu kegiatan yang merupakan
kewajiban bagi setiap pengajar. Ada beberapa prinsip dasar yang harus
diperhatikan di dalam menyusun hasil tes hasil belajar, agar hasil tes tersebut
dapat benar- benar dapat mengukur tujuan belajar.
Beberapa prinsip
dasar yang harus diperhatikan dalam menyusun tes hasil belajar tersebut antara
lain adalah :
a. Tes
hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan
sesuai dengan tujuan instrusional.
b. Mengukur
sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah
diajarkan.
c. Mencakup
bermacam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang
diinginkan sesuai dengan tujuan.
d. Dirancang
sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Tes
hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan kegunaannya. Dalam evaluasi
pengajaran, secara umum ada empat evaluasi, yaitu :
1. Evaluasi
placement
Yaitu
evaluasi yang digunakan untuk penentuan penempatan peserta
didik dalam suatu jenjang atau jenis program
pendidikan tertentu.
2. Evaluasi
formatif
Yaitu
evaluasi yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses
belajar mengajar bagi gru maupun peserta didik.
3. Evaluasi
sumatif
Yaitu
evaluasi yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai dimana pencapaian
peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan, dan selanjutnya
untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulus
peserta didik yang bersangkutan.
4. Avaluasi
diagnostik
Yaitu
evaluasi yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar peserta
didik, seperyi latar belakang psikologis, pisik dan lingkungan sosial ekonomi
peserta didik.
e. Dibuat
seriliable mungkin sehingga mudah diinterprestasikan dengan baik.
f. Digunakan
untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan cara mengajar guru.
Berdasarkan prinsip diatas maka guru bisa melaksanakan
dan menyusun tes hasil belajar sesuai pedoman yang telah ada. Prinsip mnyusun
tes ini bisa digunakan dalam membuat soal untuk ujian agar soal – soal tersebut
sesuai dengan bahan ajar. Apabila soal – soal tes sesuai dengan bahan ajar maka
siswa juga bisa memahami pertanyaan dengan baik dan secara otomatis hasil
belajar juga akan meningkat.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.Hadiah dan
Hukuman dalam
Proses Belajar
Mengajar
untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Setiap
guru – guru disekolah akan mengajar dengan membuat persiapan dan aturan –
aturan terlebih dahulu agar proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif
dan mencapai hasil yang maksimal. Pembuatan aturan merupakan salah satu cara
meningkatkan hasil belajar. Meskipun persiapan tersebut telah dibuat sebaik
mungkin. Tetapi tidak selamanya yang direncanakan itu terlaksana sesuai dengan
yang diharapkan. Tidak semua aturan dan tata tertib yang dapat menunjang proses
belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik apabila tidak ada keinginan bagi
siswa untuk mematuhinnya. Kesediaan siswa mematuhi ataupun mengingkari aturan
tersebut ada konsekuensi yang harus diterima oleh masing – masing siswa.
Apabila siswa mematuhi semua aturan dan akan memperoleh sesuatu yang positif
yaitu hadiah. Sebaliknya jika mngingkari aturan yang ada mak mereka akan
menerima sesuatu yang negatif yaitu berupa hukuman.
I.
Hadiah Dalam Proses Belajar Mengajar.
Menurut Emmer dalam Suaharsimi Arikunto (1993 :
160).
Ada bermacam – macam hadiah mulai dari yang
berbentuk simbul(sic), pengakuan, kegiatan, sampai yang berwujud benda. Variasi
dari penggunaan hadiah ini lebih ditentukan oleh tingkat usia siswa yang akan
diberi hadiah tersebut. untuk anak – anak tingkat sekolah dasar, ujud(sic)
hadiah yang dapat diberikan oleh guru tidak dapat disamamkan dengan hadiah yang
akan diberikan kepada mahasiswa di perguruan tinggi. Demikian juga gradasi
untuk masing – masing jenis juga tidak sama untuk tingkat yang berbeda.
1.
Peringkat dan simbul – simbul lain
Bentuk
hadiah yang paling lazim digunakan adalah peringkat huruf atau angka meskipun
simbol – simbol lain seperti tanda – tanda bintang, centang, tanda benar dan
lain – lain.
2.
Penghargaan
Hadiah
ini dapat brupa berbagai hal yang mempunyai arti adanya “ perhatian” kepada
siswa. Misalnya saja berhasil membuat kerajinan tangan atau hasil karya yang
lain. Karena hasil karyanya menonjol dibanding dengan yang lain maka hasilnya
dipamerkan didepan kelas.
3.
Hasil berupa kegiatan
Ada
kalanya suatu pekerjaan, tugas ataupun kegiatan – kegiatan lain akan merupakan
dambaan bagi siswa yang memperoleh kesempatan untuk melakukannya. Contoh guru
sejarah mengumumkan kepada siswa yaitu siapa saja yang dapat menyelesaikan
ringkasan buku, boleh menemani guru menghadiri rapat kerja di puncak.
4.
Hadiah berupa benda
Didalam
praktek yang dilakukan oleh guru yakni pemberian hadiah berupa barang yang
diperkirakan mengandung nilai bagi siswa. Hadiah tersebut berupa makanan, uang,
alat – alat tulis, alat – alat permainan atau buku – buku.
Hadiah
merupakan sesuatu yang sangat dinginkan oleh setiap siswa. Alangkah bahagianya
siswa yang mendapat hadiah, karena mereka akan merasakan buah dari jerih payah
yang selama ini dilakukan. Hadiah akan selalu diingat oleh siswa selama –
lamanya. Hadiah yang bermanfaat akan digunakan
dan dipakai oleh siswa dengan kasih sayang. Siswa juga akn selalu patuh
pada aturan yang berlaku karena telah mendapatkan imbalannya dan juga mereka
akan termotivasi untuk meningkatkan disiplin tersebut demi kelangsungan proses
belajar mengajar. Apabila tata tertib dan disiplin sudah terlaksana dengan baik
maka tujuan kita akan tercapai dengan baik yaitu hasi belajar yang memuaskan.
Hadiah
yang bisa diberikan bermacam – macam tergantung siapa yang akan menerimanya.
Hadiah dapat berupa peringkat, simbol – simbol, penghargaan, kegiatan yang
bermanfaat dan benda – benda yang dibutuhkan oleh siswa yang bersangkutan.
B.Hukuman dalam
Pengelolaan Pengajaran
Menurut Emmer dalam Suharsimi Arikunto (1993 : 174 ).
Hukuman
berkedudukan sebagai lawan dari hadiah maka jenis – jenis hukuman diberikan
kepada siswa secara garis besar merupakan lawan dari hadiah pula. Adapun
jenis-jenis hukuman dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengurangan
sekor atau peringkat
Hukuman untuk jenis ini merupakan
hukuman yang paling bnyak dipraktekan disekolah, terutama untuk kesalahan siswa
yang berupa terlambat datang, tidak atau terlambat mengumpulkan tugas, atau
bekerja dengan ceroboh. Apabila guru menentukan kriteria penilaian maka
pemberian hukuman dalam bentuk pengurangan angka ini harus dipikirkan
masak-masak, disesuaikan dengan jenis kesalahan yang diperbuat siswa.
2. Pengurangan
hak
Hukuman jenis ini merupakan jenis
yang dapat dipandang efektif karena dapat disesuaikan dengan selera siswa.
Dengan demikian dari guru memang dituntut pengamatan yang teliti supaya dapat
dengan tepat memilih pengurangan hak yang tepat bagi setiap siswa.
3. Hukuman berupa denda
Jenis hukuman berupa denda ini di
indonesia merupakan sesuatu yang masih kurang atau tidak lazim. Yang dimaksud
dalam hal ini memang tidak berupa uang, tetapi lebih banyak mempunyai makna
“pembayaran – payment”dalam bentuk pada umumnya berupa pengulangan pekerjaan.
4. Pemberian
celaan
Pemberian hukuman jenis ini
kepada siswa biasanya digabungkan dengan jenis hukuman lain. Siswa yang
melanggar aturan penting yang diperuntukkan bagi siswa oleh sekolah, akn
mendapat celaan.
5. Penahanan
sesudah sekolah
Hukuman ini dapat diberikan
apabila siswa yang disuruh tinggal disekolah setelah jam usai ditemani oleh
guru sendiri.hukuman jenis ini biasanya diberikan kepada siswa yang datang
terlambat, absen tidak dimaafkan atau melanggar peraturan sekolah yang dianggap
penting lainnya.
6. Penyekoresan
Hukuman jenis ini merupakan
hukuman yang berat terutam karena menyangkut aspek administratif siswa.
Penyekoresan merupakan pencabutan hak untuk sementara waktu sebagai siswa
sehingga tidak mempunyai hak dan kewajiban dan kewajiban sebagaima manusia yang
mempunyai hak penuh sebagai siwa disuatu
sekolah.
7. Referal
(refer = menunjuk)
Dalam masalah hukuman ini guru
dapat mengirim siswa kepada kepala sekolah, guru pembimbing disekolah, dokter
sekolah ataupun petugas administrator pengelola yang lain dilingkungan sekolah.
Hukuman
berguna untuk menghentikan dan menghindari tingkah laku yang tidak sesuai
dengan aturan dan tata tertib. Banyak jenis pelanggaran yang diselesaikan oleh
guru tanpa menggunakan hukuman karena masalahnya tidak terlalu berat. Hukuman
memang tidak enak dirasakan tapi mengandung banyak manfaat. Tidak seorang pun
akan bergembira menerima hukuman walaupun yang seringan mungkin dan seenak
mungkin. Siapapun yang menerima hukuman akan merasa kepahitan yang terkandung
didalamnya. Jika hukuman diterima oleh orang yang menerima tanpa adanya rasa
sedih dan penyesalan akan perbutan yang dilanggar dan diikuti dengan rasa
taubat dan jera maka hukuman berfungsi sebagaimana yang direncanakan.
BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari upaya meningkatkan
hasil belajar siswa adalah :
1.
Hasil belajar
merupakan suatu penilaian akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan
berulang – ulang sehingga dapat mengubah pola pikir masing – masing siswa.
2.
Metode
pembelajaran ada dua macam yaitu metode ceramah dan metode diskusi.
3.
Factor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu factor dari dalam diri manusia ( biologis dan
psikologis) dan factor dari luar diri manusia yaitu faktor lingkungan disekitar
kita.
4.
Dalam menilai
hasil belajar dapat dilihat dari tiga segi yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.
5.
Apabila hasil
belajar meningkat maka akan diberi hadiah dan apabila hasil belajar menurun
akan diberi hukuman.
B.Saran
Sesuai dengan isi makalah, adapun yang akan penulis
sarankan adalah :
1.
Bagi guru dan
siswa harus bekerjasama dalam upaya meningkatkan hasil belajar karena
meningkatkan hasil belajar merupakan tugas bagi siswa dan tanggungjawab bagi
guru.
2.
Bagi mahasiswa
atau calon guru hendaknya bisa memaksimalkan persiapan diri untuk menjadi guru
yang professional dan harus memperhatikan cara belajar yang baik karena dalam
pembelajaran yang dituntut bukan hanya proses pembelajaran, tetapi juga hasil
yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Aadesanjaya.blogspot.com/20011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Harjanto. (1997). Perencanaan
Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyasa. (2009). Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Nasution. (2002), Mengajar
dengan Sukses. Jakarta : Bumi aksara.
Sunaryo, (1989). Strategi Belajar Mengajar dalam
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar