TINGGALKAN KOMENTAR DAN ARGUMEN ANDA,TERIMA KASIH

Sabtu, 07 Desember 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniah-Nya dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Sekolah”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir semester penulisan karya ilmiah.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ermita, M.pd selaku staf pengajar mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah. Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berpartisipati dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Dengan selesainya pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat terutama  bagi penulis sendiri dan juga pembaca.
Selaku hamba Allah, penulis adalah manusia yang  tidak luput dari kesalahan, sehingga masih banyak kelemahan baik dari segi materi maupun dalam penyajian penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sehingga pada penulisan pada masa akan datang bisa jadi lebih baik.


Padang, Mei 2012


Penulis






















BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Belajar dan mengajar merupakan hal yang tidak  pernah lepas dari hasil belajar. Mengetahui hasil belajar merupakan salah satu aspek agar kita dapat mengukur potensi siswa.
Be
lajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar agar hasil belajar lebih maksimal. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Banyak kita temui siswa sekarang mengabaikan proses belajar dan hanya mementingkan hasilnya saja. Peranan guru juga sangat penting dalam menunjang untuk mencapai hasil belajar yang baik. Ada sebagian guru tidak mempedulikan siswanya dalam belajar dan mengajar, apakah siswanya mengerti atau tidak, begitu juga dengan siswa banyak juga yang tidak menginginkan dan memperhatikan peljaran tersebut. Apalagi mengingat hasil beljar merupakan acuan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan.  Oleh sebab itu guru dan siswa hendaknya bisa bekerja sama dalam belajar dan mengajar. Dengan adanya kerjasama antara guru dan siswa maka hasil belajar bisa tercapai dengan baik tanpa melupakan prosesnya. Jadi antara siswa dan guru harus mengetahui apa makna yang sebenarny dari hasil belajar.


B. Tujuan Penulisan
            Sesuai dengan masalah yang diangkat, maka makalah ini penulis kemukakan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk memberi informasi mengenai cara meningkatkan hasil belajar siswa disekolah. Penulis juga mengharap dengan adanya makalah ini guru dapat memperhatikan hasil belajar yang seharusnya dicapai dan mengetahui bagaimana cara mencapai hasil belajar yang diinginkan. Begitu juga dengan siswa yang berfungsi sebagai penentu hasil belajar harus mengetahui apa makna hasil belajar yang sebenarnya.
C. Kegunaan Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Sebagai salah satu syarat untuk ujian semester dalam mata kuliah Pengantar Pendidikan.
2.      Bagi penulis, menambah ilmu pengetahuan dalam penulisan karya ilmiah terutama menyangkut masalah yang berhubungan dengan cara meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.








BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.Pengertian hasil belajar
Hasil belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 12)
Adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah siswa menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
            Berdasarkan pendapat diatas hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses pembelajaran yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan prilaku kerja yang lebih baik.
B.Metode yang dilakukan dalam Belajar Mengajar.
Menurut Sunaryo (1989 : 104 ) ada dua metode belajar yaitu :
a.Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang paling disukai oleh kebanyakan guru, karena paling mudah cara mengatur kelas maupun organisasinya. Bila guru dalam menyampaikan pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah dapat dikatakan memberikan ceramah. Memberi ceramah halnya mengadakan komunikasi dalam bentuk lisan dengan mengadakan komunikasi dalam bentuk lisan kepada siswa.
b.Metode diskusi
Diskusi sebagai metode belajar adalah merupakan suatu proses interaksi antara dua atau lebih individu, saling tukar informasi, pengalaman, pendapat atau pemecahan masalah secara formal/lisan dengan tujuan tertentu dan saling berhadapan muka.

Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa menggunakan metode belajar sangat dibutuhkan dalam proses belajar dan mengajar. Guru bisa menggunakan metode ceramah ataupun diskusi karena kedua metode itu mempunyai  keuntngan masing – masing. Alangkah baiknya kedua metode itu digunakan dalam belajar agar siswa tidak merasa bosan jika guru hanya menggunakan satu metode saja. Jika metode tersebut digunakan secara bergantian akan akan menambah semangat siswa dalam belajar, dengan bertambahnya semangat tersebut maka hasil belajar akan meningkat.
C.Strategi Penilaian Hasil Belajar
Standar penilaian pendidikan  terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintahan, kecuali perguruan tinggi tidak ada penilaian dari pemerintahan.
a.Penilaian hasil belajar tingkat nasional
Penilaian hasil belajar tingkat nasional menurut Mulyasa (2008 : 203 ).
Adalah
Penilaian hasil belajar tingkat nasional dilakukan oleh pemerintah untuk menilaai pencapaian kompetensi lulusan sacara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian nasional dilakukan secara objektif, berkeadilan dan akuntabel, serta diadakan sekurang – kurangnya dua kali dalam satu tahun pelajara (SNP).
Ujian nasional (UN) merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan  untuk menentukan standar mutu pendidikan. Kebijakan ini berkaitan dengan berbagai aspek yang dinamis, seperti budaya, kondisi sosial ekonomi, bahkan politik dan keamanan sehingga akan selalu rentan terhadap perbedaan dan kontroversi sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Beberapa tahun belakangan ini telah dilaksanakan ujian nasional untuk mengukur kualitas pendidikan pendidikan di indonesia. Dalam pelaksanaan uijan nasional tersebut banyak terdapat penolakan dari berbagai kalangan masyarakat karena tidak semua masyarakat indonesia mengetahui pentingnya ujia nasional tersenut. Kita tidak dapat menyalahkan masyarakat yang tidak menerima karena pemerintah hanya menuntut pelaksanan ujian nasional tanpa dilengkapi dengan alat dan sarana dan prasarana yang memadai. Seharusnya pemerintah menetapkan kebijakan harus disertai dengan pemberian saran dan prasarana yang dapat menunjang pelaksaaan ujian nasional terutama alat – alat yang sesuai dengan perkembamgan IPTEK.
             Penilaian pemerintah hendaknya tidak terfokus pada penilaian hasil saja, tetapi juga pada penilaian program. Program pendidikan harus merata disetiap lapisan masyarakat baik kota maupun desa agar tidak terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan ujian nasional.
b.Penilaian hasil belajar tingkat sekolah
Penilaian hasil belajar tingkat sekolah menurut Mulyasa (2008 : 207)
Adalah
Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan identik dengan ujian berbasis sekolah (UBS) atau School Based Exam (SBE), yang sering juga disebut EBTA. Pelaksanaan penilaian ini dilakukan pada setiap akhir jejang sekolah utuk mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu dan keberhasilan sekolah secara keseluruhan. Hasil UBS atau SBE dapat juga digunakan untuk sertifikasi, menilai kinerja, dan menentukan hasil belajar yang dicanumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar.
Penilaian hasil belajar ditingkat sekolah berguna untuk menentukan kemampuan sekolah dalam meluluskan siswanya. Penilaian ini dilakukan pada setiap akhir jenjang pendidikan yang hasilnya digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik dan menentukan layak atau tidaknya untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.
c.Penilaian hasil belajar tingkat kelas
Penilaian hasil belajar tingkat kekas menurut Mulyasa (2008 : 208).
Adalah
Penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung. Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik...standar nasional pendidikan mengungkap bahwa “ penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian, penilaian akhir semester, dan penilaian kenaikan kelas.
Penilaian harian dilakukan dalam bentuk ulangan harian setiap selesai proses pembelajaran. hasil belajar prestasi yang bisa diraih oleh peserta didik yang menjadi indikator  kompetensi dasar tertentu. Cara penilaian tergantung pada guru yang bersangkutan baik dalam bentuk ujian tulis maupun ujian lisan, yang penting tujuan pendidikan bisa tercapai. Guru memberi tugas pada peserta didik dan memberikan penilaian secara individual sesuai dengan prosedur yang berlaku dan juga sesuai dengan kemampuan masing – masing siswa agar untuk kedepannya bisa diperbaiki untuk lebih baik lagi.
D.Cara Mengajar dengan Sukses
Cara mengajar dengan sukses menurut J. Mursell dan Nasution.
Adalah
Kriterium utama untuk mengajar dengan sukses ialah: apakah mengajar itu berhasil atau tidak. Sukses tidaknya mengajar ditentukan oleh hasilnya mengajar itu ditentukan, berhasil bila anak-anak sungguh-sungguh belajar sesuatu, misalnya ia bertambah pandai main piano, main voli, memecahkan soal-soal aljabar, menggunakan bahasa inggris, memahami sejarah dan sebagainya.
Kegiatan belajar yang dilakukan akan sukses apabila anak – anak dapat menggunakan apa yang dipelajarinya dengan bebas serta penuh dengan kepercayaan dalam berbagai situasi dalam hidupnya.biasanya anak-anak cendrung mengharapkan nilai tinggi tanpa memperhitungkan apakah danak tersebut memahami pelajaran tersebut atau tidak. Semua hasil belajar harus tahan lama dan meresap kedalam pribadi anak, jika anak-anak benar-benar memahami bahan pelajaran maka hasilnya juga akan sesuai dengan apa yang diharapkan.  Mengajar dengan sukses mengusahakan agar isi mata pelajran brmakna bagi kehidupan anak serta dapat membentk pribadi yang baik dari anak-anak tersebut. tujuan yang diinginkan akan tercapai apabila dalam mengajar itu diutamakan pemahaman, wawasan, inisiatif dan kerjasama antara guru dan siswa agar kreatifitas siswa dpat dikembangkan. Hasil belajar ini tidak akan tercapai apabila mengajar itu hanya dengan menghafal dan membuat latihan bahan yang hanya perlu untuk ujian tanpa memperhatikan hasil yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.jadi belajar itu harus memperhitung hasil yang tahan lama dan berguna bagi siswa dalam kehidupan masa yang akan datang.


E.Perumusan Tujuan Pembelajari dan Kaitannya dengan Taksonomi Hasil Belajar
Menurut Uzer usman (2001 :34) Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh kemampuan guru sebagai perancang mengajar... tujuan instruksional pada umumnya dikelompokkan kedalam tiga kategori,  yakni:
a.       Klasifikasi tujuan kognitif (Bloom, 1956)
Domain koqnitif terdiri atas enam bagian sebagai berikut.
1.      Ingatan / recall
Mengacu kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai kepada teori – teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan yang benar.
2.      Pemahaman
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi.
3.      Penerapan
Mengacu kepada kemampuan yang menggunakan menerapkan materi yang sudah dipelajari.Penerapan merupakan tinggkat kemampuan berpikir yang tinggi dari pada pemahaman.
4.      Analisis
Mengacu kepada kemampuan menguraikan materi agar dapat lebih mudah dimengerti.
5.      Sintesis
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen- komponen sehingga membentuk pola struktur baru.


6.      Evaluasi
Mengacu kepada kempuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berpikir yang tinggi.
b.      Klasifikasi tujuan afektif (Krathwohl, 1964)
Terbagi dalam lima kategori sebagai berikut.
1.      Penerimaan
Mengacu kepada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap stimulasi yang tepat.
2.      Pemberian respon
Satu tingak diatas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi tersangkut secara aktif, menjadi peserta, dan tertarik.
3.      Penilaian
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu.
4.      Pengorganisasian
Mengacu kepada penyatuan nilai.
5.      Karaterisasi
Mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang.
c.       Klasifikasi tujuan psikomotor (Dave, 1970)
Terbagi dalam lima kategori sebagai berikut.
1.      Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Muali memberi respon dengan yang diamati.
2.      Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yag menetapkan suatu penampilan melalui latihan....
3.      Ketetapan
Memerlukan kecermatan proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
4.      Artikulasi
Menekan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan.
5.      Pengalamiahan
Menuntut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis.
            Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajar berkaitan dengan hasil belajar. Tujuan instruksional terbagi atas tiga macam yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Afektif adalah penilaian terhadap sikap siswa, sedangkan psikomotor adalah penilaian kemapuan toeritis siswa dan psikomotor meupakan penilaian tehadap tugas praktek yang dilakukan siswa.
F.Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 20 ).
Adalah
Secara garis besar faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri  manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor eksternal.
1.      Faktor – faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasisfikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dikategorikan  sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.
2.      Faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan dan lingkungan fisik.
Pada faktor  internal yang ada pada diri manusia saling berkaitan dengan faktor eksternal. Misalnya saja kelelahan, perasaan lelah jasmani biasanya mempengarui keadaan rohani, begitu juga sebaliknya orang yang mengalami kelelahan dalam berpikir keras, badannya ikut merasakan lelahnya. Faktor internal sangat besar pengaruhnya dalam menentukan hasil belajar siswa karena kesehatan dan kestabilan jiwa adalah kunci keberhasilan seseorang. Faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat juga mempengarui hasil belajar karena dengan adanya lingkungan yang kondusif dapat memperlancar proses belajar mengajar. Apabila proses belajar mengajar berhasil maka tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Maka dapat disimpulkan bahwa kestabilan jiwa dan  linkungan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil belajar siswa.
G.PrinsipPrinsip Dasar  Tes Hasil Belajar
 Prinsip dasar tes hasil belajar menurut Harjanto (1997 : 283)
Adalah
Evaluasi pencapaian belajar peserta didik merupakan salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap pengajar. Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan di dalam menyusun hasil tes hasil belajar, agar hasil tes tersebut dapat benar- benar dapat mengukur tujuan belajar.
Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menyusun tes hasil belajar tersebut antara lain adalah :
a.       Tes hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instrusional.
b.      Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan.
c.       Mencakup bermacam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
d.      Dirancang sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan kegunaannya. Dalam evaluasi pengajaran, secara umum ada empat evaluasi, yaitu :
1.      Evaluasi placement
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk penentuan penempatan peserta didik dalam suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu.
2.      Evaluasi formatif
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi gru maupun peserta didik.
3.      Evaluasi sumatif
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai dimana pencapaian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan, dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulus  peserta didik yang bersangkutan.
4.      Avaluasi diagnostik
Yaitu evaluasi yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar peserta didik, seperyi latar belakang psikologis, pisik dan lingkungan sosial ekonomi peserta didik.
e.       Dibuat seriliable mungkin sehingga mudah diinterprestasikan dengan baik.
f.       Digunakan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan cara mengajar guru.
Berdasarkan prinsip diatas maka guru bisa melaksanakan dan menyusun tes hasil belajar sesuai pedoman yang telah ada. Prinsip mnyusun tes ini bisa digunakan dalam membuat soal untuk ujian agar soal – soal tersebut sesuai dengan bahan ajar. Apabila soal – soal tes sesuai dengan bahan ajar maka siswa juga bisa memahami pertanyaan dengan baik dan secara otomatis hasil belajar juga akan meningkat.









BAB IV
PEMBAHASAN
A.Hadiah dan Hukuman dalam Proses Belajar Mengajar untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Setiap guru – guru disekolah akan mengajar dengan membuat persiapan dan aturan – aturan terlebih dahulu agar proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif dan mencapai hasil yang maksimal. Pembuatan aturan merupakan salah satu cara meningkatkan hasil belajar. Meskipun persiapan tersebut telah dibuat sebaik mungkin. Tetapi tidak selamanya yang direncanakan itu terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Tidak semua aturan dan tata tertib yang dapat menunjang proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik apabila tidak ada keinginan bagi siswa untuk mematuhinnya. Kesediaan siswa mematuhi ataupun mengingkari aturan tersebut ada konsekuensi yang harus diterima oleh masing – masing siswa. Apabila siswa mematuhi semua aturan dan akan memperoleh sesuatu yang positif yaitu hadiah. Sebaliknya jika mngingkari aturan yang ada mak mereka akan menerima sesuatu yang negatif yaitu berupa hukuman.
       I.            Hadiah Dalam Proses Belajar Mengajar.

Menurut Emmer dalam Suaharsimi Arikunto (1993 : 160).
Ada bermacam – macam hadiah mulai dari yang berbentuk simbul(sic), pengakuan, kegiatan, sampai yang berwujud benda. Variasi dari penggunaan hadiah ini lebih ditentukan oleh tingkat usia siswa yang akan diberi hadiah tersebut. untuk anak – anak tingkat sekolah dasar, ujud(sic) hadiah yang dapat diberikan oleh guru tidak dapat disamamkan dengan hadiah yang akan diberikan kepada mahasiswa di perguruan tinggi. Demikian juga gradasi untuk masing – masing jenis juga tidak sama untuk tingkat yang berbeda.
1.      Peringkat dan simbul – simbul lain
Bentuk hadiah yang paling lazim digunakan adalah peringkat huruf atau angka meskipun simbol – simbol lain seperti tanda – tanda bintang, centang, tanda benar dan lain – lain.
2.      Penghargaan
Hadiah ini dapat brupa berbagai hal yang mempunyai arti adanya “ perhatian” kepada siswa. Misalnya saja berhasil membuat kerajinan tangan atau hasil karya yang lain. Karena hasil karyanya menonjol dibanding dengan yang lain maka hasilnya dipamerkan didepan kelas.
3.      Hasil berupa kegiatan
Ada kalanya suatu pekerjaan, tugas ataupun kegiatan – kegiatan lain akan merupakan dambaan bagi siswa yang memperoleh kesempatan untuk melakukannya. Contoh guru sejarah mengumumkan kepada siswa yaitu siapa saja yang dapat menyelesaikan ringkasan buku, boleh menemani guru menghadiri rapat kerja di puncak.
4.      Hadiah berupa benda
Didalam praktek yang dilakukan oleh guru yakni pemberian hadiah berupa barang yang diperkirakan mengandung nilai bagi siswa. Hadiah tersebut berupa makanan, uang, alat – alat tulis, alat – alat permainan atau buku – buku.
Hadiah merupakan sesuatu yang sangat dinginkan oleh setiap siswa. Alangkah bahagianya siswa yang mendapat hadiah, karena mereka akan merasakan buah dari jerih payah yang selama ini dilakukan. Hadiah akan selalu diingat oleh siswa selama – lamanya. Hadiah yang bermanfaat akan digunakan  dan dipakai oleh siswa dengan kasih sayang. Siswa juga akn selalu patuh pada aturan yang berlaku karena telah mendapatkan imbalannya dan juga mereka akan termotivasi untuk meningkatkan disiplin tersebut demi kelangsungan proses belajar mengajar. Apabila tata tertib dan disiplin sudah terlaksana dengan baik maka tujuan kita akan tercapai dengan baik yaitu hasi belajar yang memuaskan.
Hadiah yang bisa diberikan bermacam – macam tergantung siapa yang akan menerimanya. Hadiah dapat berupa peringkat, simbol – simbol, penghargaan, kegiatan yang bermanfaat dan benda – benda yang dibutuhkan oleh siswa yang bersangkutan.
B.Hukuman dalam Pengelolaan Pengajaran
Menurut  Emmer dalam Suharsimi Arikunto (1993 : 174 ).
Hukuman berkedudukan sebagai lawan dari hadiah maka jenis – jenis hukuman diberikan kepada siswa secara garis besar merupakan lawan dari hadiah pula. Adapun jenis-jenis hukuman dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Pengurangan sekor atau peringkat
Hukuman untuk jenis ini merupakan hukuman yang paling bnyak dipraktekan disekolah, terutama untuk kesalahan siswa yang berupa terlambat datang, tidak atau terlambat mengumpulkan tugas, atau bekerja dengan ceroboh. Apabila guru menentukan kriteria penilaian maka pemberian hukuman dalam bentuk pengurangan angka ini harus dipikirkan masak-masak, disesuaikan dengan jenis kesalahan yang diperbuat siswa.
2.      Pengurangan hak
Hukuman jenis ini merupakan jenis yang dapat dipandang efektif karena dapat disesuaikan dengan selera siswa. Dengan demikian dari guru memang dituntut pengamatan yang teliti supaya dapat dengan tepat memilih pengurangan hak yang tepat bagi setiap siswa.
3.      Hukuman  berupa denda
Jenis hukuman berupa denda ini di indonesia merupakan sesuatu yang masih kurang atau tidak lazim. Yang dimaksud dalam hal ini memang tidak berupa uang, tetapi lebih banyak mempunyai makna “pembayaran – payment”dalam bentuk pada umumnya berupa pengulangan pekerjaan.
4.      Pemberian celaan
Pemberian hukuman jenis ini kepada siswa biasanya digabungkan dengan jenis hukuman lain. Siswa yang melanggar aturan penting yang diperuntukkan bagi siswa oleh sekolah, akn mendapat celaan.
5.      Penahanan sesudah sekolah
Hukuman ini dapat diberikan apabila siswa yang disuruh tinggal disekolah setelah jam usai ditemani oleh guru sendiri.hukuman jenis ini biasanya diberikan kepada siswa yang datang terlambat, absen tidak dimaafkan atau melanggar peraturan sekolah yang dianggap penting lainnya.
6.      Penyekoresan
Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang berat terutam karena menyangkut aspek administratif siswa. Penyekoresan merupakan pencabutan hak untuk sementara waktu sebagai siswa sehingga tidak mempunyai hak dan kewajiban dan kewajiban sebagaima manusia yang mempunyai hak penuh sebagai siwa disuatu  sekolah.
7.      Referal (refer = menunjuk)
Dalam masalah hukuman ini guru dapat mengirim siswa kepada kepala sekolah, guru pembimbing disekolah, dokter sekolah ataupun petugas administrator pengelola yang lain dilingkungan sekolah.

Hukuman berguna untuk menghentikan dan menghindari tingkah laku yang tidak sesuai dengan aturan dan tata tertib. Banyak jenis pelanggaran yang diselesaikan oleh guru tanpa menggunakan hukuman karena masalahnya tidak terlalu berat. Hukuman memang tidak enak dirasakan tapi mengandung banyak manfaat. Tidak seorang pun akan bergembira menerima hukuman walaupun yang seringan mungkin dan seenak mungkin. Siapapun yang menerima hukuman akan merasa kepahitan yang terkandung didalamnya. Jika hukuman diterima oleh orang yang menerima tanpa adanya rasa sedih dan penyesalan akan perbutan yang dilanggar dan diikuti dengan rasa taubat dan jera maka hukuman berfungsi sebagaimana yang direncanakan.















BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah :
1.      Hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan berulang – ulang sehingga dapat mengubah pola pikir masing – masing siswa.
2.      Metode pembelajaran ada dua macam yaitu metode ceramah dan metode diskusi.
3.      Factor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu factor dari dalam diri manusia ( biologis dan psikologis) dan factor dari luar diri manusia yaitu faktor lingkungan disekitar kita.
4.      Dalam menilai hasil belajar dapat dilihat dari tiga segi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
5.      Apabila hasil belajar meningkat maka akan diberi hadiah dan apabila hasil belajar menurun akan diberi hukuman.
B.Saran
Sesuai dengan isi makalah, adapun yang akan penulis sarankan adalah :
1.      Bagi guru dan siswa harus bekerjasama dalam upaya meningkatkan hasil belajar karena meningkatkan hasil belajar merupakan tugas bagi siswa dan tanggungjawab bagi guru.
2.      Bagi mahasiswa atau calon guru hendaknya bisa memaksimalkan persiapan diri untuk menjadi guru yang professional dan harus memperhatikan cara belajar yang baik karena dalam pembelajaran yang dituntut bukan hanya proses pembelajaran, tetapi juga hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Aadesanjaya.blogspot.com/20011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Nasution. (2002), Mengajar dengan Sukses. Jakarta : Bumi aksara.
Sunaryo, (1989). Strategi Belajar Mengajar dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar